Pages

11 Februari 2011

Cerita panjang yang sooooooo funny!

0 Comments

Pagi itu, masih pagi yang gelap gulita di kamarku. Semua terasa gelap tanpa lorong, dingin yang menusuk-nusuk tulang, dan aku masih pengen ngedon diatas kasur dengan peralatan tidurku yang lengkap di sekujur tubuh (masih menggunakan kaos kaki tebal, berselimutkan sarung babe yang sengaja ditinggal di Malang, jaket panjang). Sumpah, rasanya mualeeeesss banget aku hari itu (kapan ya aku nggak malesnya?), pengen melungker kayak ulet keket diatas kasur mulu dan sama sekali nggak beranjak sekalipun. Bawaannya nyantai banget deh, seperti sama sekali nggak ada tanggungan. Mentang-mentang mungkin masih pagi yang gelap mungkin ya, jadi nggak keburu-buru bangun.

Seperti biasa, handphone yang bertugas dipasang tiap jam 04.30 membangunkanku, bergetar dan berbunyi dengan kencangnya. Boro-boro aku ambil dan matikan. Dan apa yang aku lakukan setelah itu? Yups, tidur lagi (alamak). Untuk kesekikan kalinya, karena merasa masih gelap gulita, aku melanjutkan tidur dengan badan menggigil karena dinginnya. Tidak sampai lima menit, aku uda tewas diatas tempat tidur, dan untungnya aku sama sekali tidak mengorok.

Aku kaget bukan main begitu mendengarkan suara gemerutuk dari bawah. Spontan, aku bangun dan dikejutkan oleh sinar yang menyala-nyala dari luar jendela. Bukan sinar senter yang sengaja disentrong-sentrongin kayak waktu diklat UKM THEATRISIC di Cuban Rondo dulu, bukan juga sinar mobil atau motor yang berkeliat di jalan raya (kirain aku mimpi haha), tapi.. MasyaAllah, ini sinar matahari!! Alamak, ini jam berapa? Buru-buru aku mengambil handphone dan melihat dua pasang angka yang berjejer disana. Aaaarrgghh, jam setengah tujuh!! Aku ketinggalan subuh lagi T__T

Aku ingat pada suatu janji di jam setengah sepuluh nanti. Huaaa, bagaikan suatu tindakan super kilat; bagaikan berubahnya superhero di tipi-tipi yang wuuuuss wuss... jrengjreng, uda langsung berubah *haiah, khayalan tingkat tinggi*, aku langsung beberes barang-barang dan beranjak pindah ke rumah tanteku yang kira-kira jaraknya gak lebih dari 100 meter. (Oh ya belum aku ceritain disini ya, kalo aku uda seminggu nginep di rumah ibunya tanteku. Nah parahnya lagi, aku kudu bolak-balik dari rumah ibunya tante ke rumahnya tante cuma buat ganti baju, ambil barang dan mandi. Oh astaganaga..)

Setelah byar byur dan makan disana, akhrinya aku mengeluarkan sepeda elektrik yang menemaniku kemana-mana selama di Malang (setelah angkot) keluar. Aku mengeluarkan sejenak handphone yang sedari tadi ngedon di dalam saku celana jeansku dan mengecek sms dari seseorang yang sedang janjian denganku waktu itu. "Hmm.. oke jam setengah sepuluh. Sekarang masih jam sembilan seperempat, berarti aku nutut buat nungguin di depan sardo". Oke, setelah nggremeng sendiri, akhirnya aku mencolokkan kunci sepeda dan brem.. bremm, *eits lupa, ini kan bukan sepeda motor*, aku tancap gas. Sedikit berlega hati karena sebelum berangkat tadi sepedaku yang berenergi dari aki yang harus di charge bila batrenya habis ini, aku charge dua setengah jam. Lumayanlah buat jalan-jalan.


Akhirnya setelah melewati aral melintang, menggok kanan-kiri, tanjakan yang tinggi dan turunan yang menakutkan (haha lebay), akhirnya sampai juga di Sardo, sebuah swalayan yang cukup terkenal dan ngeksis di daerah Malang. Meskipun swalayannya masih sepi, tetapi sungguh terlaluuuu jalanan di sekitarnya muacet pol-polan. Ya gimana nggak macet ya, jalan dua arah itu suempit banget. Uda gitu ada lima (5) angkot yang melewati jalan tersebut. Aduh, gak ngebayangin deh pokoknya gimana semisal angkot-angkot itu tiba-tiba berhenti seenaknya. Hahaha karena belum canggih keliling menggunakan kendaraan sendiri, akhirnya aku menunggu 'seseorang' itu di sebelumnya Sardo.

Setelah ber-SMS.an ria dan saling kontak-mengontak, akhirnya orang yang ditunggu dateng juga. Weslah, basa-basinya gak usah diceritain, ndak selesai-selesai ini aku ceritanya entar wkakakakka :p

Akhrinya kita berangkat dengan posisiku di gonceng oleh dia. Tempat tujuan kita kali ini adalah Perpustakaan Umum, yang gak lain adalah tempat favoritku. Eh sumprit, mending sering-sering dolan kesitu dah, daripada sering-sering dolan ke Matos. Ada alasan tersendiri mengapa aku menyebutnya sebagai tempat favorit. Yang pertama, tempatnya itu uadeeem pol, sampai-sampai aku kedinginan dan membeku disana. Sempet sih dicela sama seseorang yang menemaniku hari itu karena aku pakai celana pendek, dan setelah aku pikir-pikir.. ada salahnya juga aku pakai celana pendek waktu itu hehe (baru nyadar sekarang).
Yang kedua, Perpustakaan umum di Malang bener-bener nyaman. Pelayanannya juga bagus.. Uda gitu tempatnya tertata dengan rapi, apik, bagus. Masyarakat sekitarnya pun menggunakannya dengan semaksimal mungkin. Sehingga, gak heran kalo PU (singkatan/sebutanku dan teman-teman buat perpustakaan yg lagi dibicarain ini) selalu rame. Kok berbeda ya sama perpustakaan yang ada di Surabaya?? Hmm..

balik lagi ke cerita...
Setelah memarkir sepeda, menukar KTM dengan kunci loker, memasukkan tas pada loker, kita masuk ke gudangnya buku, tepatnya di lantai dua. Huaaaa bagai singa yang menyerbu mangsanya, aku langsung jalan dengan cepat mengikuti arah panah yang bertuliskan novel dan komik. Hahaha, bukannya malah nyari referensi buku buat semester dua, malah nyeluduk celingak-celinguk ke tumpukan novel. Go to hell aja Rass.. wkakakakak.
Akhirnya setelah ndegek-bungkuk-ndegek buat nyari novel yang menarik minatku, kutemukan novel yang berjudul BIRU karya Fira Basuki dan satu lagi.. GET MARRIED (yups, tak perlulah aku ceritain lagi disini itu buku karangan siapa. Di tipi pun uda tahu kan, hehehe). Puas mendapat novel yang bikin aku kesengsem, aku menunggu 'teman seperjalananku' menemukan buku yang menarik minatnya pula. Yehaa dan tralalala~ sepuluh menit kemudian, aku melihatnya telah mencangking buku (novel sih mungkin..) yang judulnya sama sekali aku nggak boleh lihat. Meski aku uda maksa sampai mewek-mewek buat lihat apa judul itu buku yang dia cangking, aku tetep gak boleh lihat. Heeeeii, what happen boy??

Kita kemudian duduk di salah satu sudut PU, tepatnya di tempat yang lesehan. Buruan deh, aku membaca dengan lahap kayak orang kesetanan ilmu (hoi, ilmu apa di novel?? Jiakakakak). 'Teman seperjalananku' juga melakukan apa yang aku lakukan. Haha ternyata kita emang sama-sama suka sama yang namanya buku, apapun itu. Sampai berjam-jam pun dibelani buat mbaca sampai selesai. Eits, sepertinya except buku kuliah deh hahahahaha :D

Dan fiuh, tanpa terasa sampai halaman ke 34-an aku membolak-balik novel BIRU itu. Saking asyiknya, sama sekali nggak kerasa uda jam 12 siang. Toeng! Akhirnya aku nyeletuk sama orang disebelahku, "Sek, bentaaaar. Capek dan bosen juga lama-lama duduk dan mbaca buku terus. Huaaaah *angop*.." . Dengan entengnya orang disebelahku itu terus membaca dan ketawa sendiri, MENCUEKKAN AKU! (-.-)
Karena akhirnya penasaran juga sama buku yang dia baca, akhirnya aku iseng membalik buku yang dia baca, dan yuhuuuu~ aku menemukan judulnya. Hm meskipun gak jelas, tapi aku tahu siapa pengarang buku itu dan sekutip judul yang tertampang disana. Pengarangnya Asma Nadia, si ibu-ibu cantik yang suka ngasih cerita-cerita menarik tentang Islam (khusunya muslimah). Dan judulnya yang aku lihat tadi adalah... tentang cemburu-cemburu gitu. Hehehe sepertinya saya tahu mengapa dia tertarik pada buku itu :p

Setelah berhasil adaptasi dengan dinginnya di kutub PU, memegang kaki yang tanpa penutup sama sekali, akhirnya si orang disebelahku mengajak pergi (haiah, gak dari tadi ae). Dan singkat ceritanya, aku digonceng lagi sama dia dan.. lho lho.. Ini kearah mana ya?? Kok melewati balai kota dan stasiun baru? Waaah jangan-jangan aku mau diculik (eloooh?? wkakakak) *pikiran lebai*.

Dan treeeet, tiba-tiba rem sepedaku berbunyi. Aku disuruh turun sama dia dan wooooss.. didepanku telah berdiri dengan megahnya sebuah toko atau tepatnya warung yang dulu-dulu aku pengen cari.. SERABI IMUT. Gyahahahai, bisa dikiralah, betapa senangnya aku waktu itu :)

Pikir kami waktu itu, serabi imut adalah makanan serabi yang bentuknya imut-imut dan kecil yang panjangnya sejari tanganku. Makanya waktu melihat berbagai menu yang terpampang di depan kami, kami pesan 4 macam serabi yang berwarna-warni. Mulai dari serabi keju, serabi coklat, serabi coklat-keju, dan serabi pisang-coklat-keju. Sedangkan orang yang didepanku ini memilih pisang bakar coklat-keju dan minumnya untuk kami berdua susu coklat hangat. Hahaha bakal makan mantap ini, batinku. Lima menit berlalu dan akhirnya, pesanan kami datang. Toeng, betapa kagetnya aku begitu si pelayan membawakan menu-menu yang kita bawa. Makanan yang imut-imut yang tadi kita bayangkan ternyata.. sak jibun-jibun!! Argh., siapa yang mau menghabiskan ini semua?? Kalo pengen tau segede apa itu serabi.. ini aku tunjukin:


Akhirnya.. setelah dipaksa-paksa, habis juga semua makanan yang ada di depan kita. Ckck sampai-sampai dirasani orang-orang yang ada disana.

0 komentar:

Posting Komentar