Pages

18 Juli 2016

Sepotong surat (yang hilang)

0 Comments

Saya pernah jatuh cinta berkali-kali pada seseorang. Orang itu tidak pernah sekalipun membuat saya kecewa ataupun marah. Semua yang dilakukannya sempurna. Itulah mengapa dia adalah cinta pertama saya.

Kemudian takdir berpindah janji. Membawa cinta baru diantara kepanikan hidup. Yang betah menjadi enggan, yang rindu menjadi terlupakan. Membuat saya mengasihani diri sendiri lebih sulit.

Dia itu bernama bapak. Tetap bapak sekalipun cintanya berakar-akar. Tetap bapak meskipun kenangan kami mulai luntur.

Bapak, ada banyak pertanyaan yang ingin saya sampaikan. Namun itu semua tertumpuk malu dengan bulir-bulir senyummu. Iya, saya takkan rakus meminta waktu. Saya cuma butuh satu malam untuk melalui semuanya kembali. Karena dengan adanya cintamu, saya takkan pernah takut berlebihan (seperti sekarang).