Pages

27 Februari 2011

Kebahagiaan

0 Comments

Kebahagiaan itu adalah suatu kondisi yang membuatmu ingin selalu tersenyum, ingin membuatmu melonjak, ingin membuatmu terbang, dan ingin membuatmu memeluk orang lain --maupun orang yang kau kenal atau tidak (dengan syarat dia waras).
Suatu kondisi yang membuatku bahagia hanya ketika orang lain memahami maksudku dan melakukan itu semua dengan hati.
Jadi, kebahagiaan itu berasal dari hati, bukan dari harta atau barang dari orang lain untukmu.
Kebahagiaan itu seperti.. ketika induk-induk sapi memberikan susu ke anak sapinya,
Kebahagiaan itu seperti.. ketika seorang ibu menyanyikan lagu tidur untuk anak kecilnya,
Bahagia itu indah tapi susah untuk dicari.
Dan bahagia itu, sekali lagi saya bilang, dari hati.. bukan dari harta atau barang yang diberi orang lain.

p.s: maaf tulisannya semrawut ngalur ngidul, ngikutin imajinasi kemana-mana. Lagi sangat down. Ya, saya rindu kebahagiaan seperti itu :')

23 Februari 2011

0 Comments

Saya jatuh cinta pada anda. Iya, saya serius dan takkan mengatakannya dua kali dalam kesempatan ini. Saya bicara seperti ini bukan seperti om-om yang sedang merayu anak kecil. Bukan juga seperti para calon presiden yang sering mengumbar janji dikala kampanye.
Cukup tiga kata: saya cinta anda
Tak ada kata-kata lain yang bisa mewakilkan itu semua. Ya, saya cinta anda.. dan insyaallah tiada yang lain 


backsound: Once-Aku mau

22 Februari 2011

New story and new name: Cempluk

0 Comments

“Cempluuuuuuuk! Cepat kemari! Bantu ibu goreng ote-ote ini. Jangan sms-an aja toh nduk!” teriak seseorang yang menghentikan tawaku. Aku melongok keujung pintu kamar dan mendapati ibuku yang berlumeran keringat di dapur sendirian menatapku seperti elang siap menghardik mangsanya dari jauh. Ah, please deh, jangan lagi, batinku. Liburan sekolah juga harus berkeringat juga untuk membuat ote-ote? Dengan lunglai aku menaruh kembali handphoneku di kasur dan berjalan menuju dapur dengan muka masam.
“Kowe iki nduk, jadi perawan kerjaanmu sms-an tooook ae. Gimana mengko calon suamimu, ha? Enggak kamu masakin malah kamu tinggal sms-an juga!” omel ibu lagi.
“Iya-iya bu. Ini lho uda aku bantu..” Ya, selalu saja begini. Dan yang aku lakukan hanya pasrah dan tiada sama sekali perlawanan yang ingin terucap dari bibirku. Mungkin karena itu ya, orang-orang bilang aku adalah cewek penurut orang tua yang katanya orang jawa enggak begidalan kayak anak orang tua lainnya yang sering ngeluh sama ibu. Makane yo, ibu begitu membangga-banggakan aku di depan semuanya, termasuk ketika aku diterima kuliah di Malang.
Perkenalkan dulu, namaku Shinta Aryaningtyas. Tunggu dulu, sebelum semuanya bertanya darimana ibuku memanggilku dengan sebutan nama ‘Cempluk’, lebih baik aku yang akan menjelaskannya kepada kalian terlebih dahulu. Iya cempluk, sebuah nama yang aku sendiri enggak tahu-menahu darimana nama itu berasal dan mengapa diberikan kepadaku. Kalau dipikir-pikir, Cempluk bukan juga diambil dari nama Jawa (maklum, ibuku adalah uwong jowo tulen), bukan juga sebuah singkatan yang diambil dari namaku: SHINTA ARYANINGTYAS. Dari tujuh belas suku kata itu, sama sekali depannya enggak mengandung huruf “C” untuk mengawali kata ‘Cempluk’.
Sejak kecil, sebenarnya aku juga enggak dipanggil dengan julukan yang memalukan itu. Ibu dan bapakku sudah biasa memanggilku Shinta, atau kalau lagi muedok-muedok-nya, mereka cukup singkat memanggilku ‘nduk’ dari kata ‘genduk’, sebutan untuk anak perempuan di Jawa. Tetapi entah mengapa, sejak aku sibuk-sibuknya kuliah di Malang, dan terhitung sejak tiga hari yang lalu aku pulang ke kampung halamanku, Blitar, ibu dan ayah yang habis dengan puasnya memelukku sampai aku susah bernafas langsung memegang pipiku dan menarik-nariknya seperti menarik balon yang bisa melar. Setelah itu, bukannya membawakan masuk barang bawaan anaknya masuk ke rumah, bukannya juga menanyakan bagaimana kabarku disana, eh dengan kompaknya mereka bertanya, “Nduk, pipimu kok kayak bakpo yo saiki? Makanmu akeh yo di Malang?” Pingin lompat saja ke sungai yang deras disebelah rumah rasanya, setelah dengar omongan bapak-ibu tadi. Dan entah apa yang merasuki raga mereka, keesokan harinya mereka memanggilku ‘Cempluk’. Oke guys, kalian boleh tertawa sekarang, huh.
Kembali lagi ke dapur yang panas..
Oke, kadang aku terheran-heran juga sama kondisiku yang sama sekali enggak pernah mau memberontak ataupun protes dengan semua perintah dari orang tuaku. Apalagi ini nih, uda parah, seenak-enaknya sekarang mereka berdua memanggilku ‘Cempluk’. Uda jelaslaaaah, nama Shinta itu bagus dan lebih merdu di dengarkan di telinga daripada Cempluk. Hm, mumpung ibu lagi asyik memotong-motong wortel dan sikon sangat baik untuk berbicara dari hati ke hati, sepertinya bagus deh buat memulai protes. Eh tunggu dulu, bagaimana aku memulainya? Otakku berpikir keras untuk memikirkan hal ini sambil tangan terus bekerja untuk memasukkan adonan ote-ote ke wajan.
Dan akhirnya… “Bu.. Shinta mau ngomong..” Ibu berhenti sejenak dari aktifitasnya. Beliau meletakkan pisau dan wortel kemudian menatapku dengan terheran-heran. “Ada apa, mpluk?” jawabnya. Aku mematikan kompor dan mendatangi ibu.
“Ngg.. Shinta enggak suka bu, dipanggil Cempluk. Shinta lebih suka dipanggil sesuai dengan nama. Gak apa-apa deh manggil genduk, tapi jangan Cempluk. Shinta enggak suka..” kataku kemudian. Alhamdulillah, lancar juga ngomongnya hehe.
Ibu tertawa kecil mendengarkanku, “Loh, ono opo toh emang’e nduk? Kan nama Cempluk apik toh, lucu. Jarang-jarang loh ada orang tua yang manggil anak’e Cempluk haha,” balasnya dengan melanjutkan tawanya lebih keras. Aku memanyunkan bibir, bibir terseksi yang aku miliki satu-satunya. “Yaaaa, tapi kan, Shinta enggak suka. Itu nama apa sih, enggak berkelas banget! Kan bagusan Shinta, S-H-I-N-T-A!” jawabku lagi membela diri.
Ibu terdiam, memandangiku dari atas kebawah. Setelah itu, seutas senyum muncul diantara kerutan wajahnya yang mulai banyak. Ibu kemudian membawaku masuk ke dalam kamar, tepatnya kamar ibu dan bapak. Di hadapan sebuah cermin yang sangat panjang, ibu menyuruhku memandangi sesuatu di hadapanku. Ha, memandangi diri sendiri? Untuk apa?
“Nduk, coba deh, perhatikan. Ada sesuatu nggak, yang berbeda dengan dirimu?”
Aku menuruti kata ibu, memperhatikan secara detail sosok tubuh ramping di dalam cermin. Eh sebentar deh, apa kataku tadi? Ramping? Buru-buru aku menggelengkan kepala begitu aku menyadari ada sesuatu yang mengganjal diantara timbunan lemak di perutku. Oh tidaaaaak, aku mulai gendut!
Sepertinya ibu memperhatikan ekspresi mukaku yang kaget atas perubahan drastis pada diriku sendiri. Beliau tertawa kecil. “Nah, saiki perhatikan wajahmu sing ayu iki..
Kembali aku menuruti apa yang diucapkan ibu. Aku maju ke depan seakan menantang seseorang yang ada di dalam cermin. Pelan-pelan aku memegangi jidat, kemudian pipi, kemudian.. Hei, stop dulu. Kenapa pipiku lebih tebal sekarang? Hidungku yang memang aslinya pesek jadi semakin mendelep gara-gara kebalap sama pipi ini. Argh tidaaaaak, pipi bakpo!
Aku memanyunkan bibir lagi.
“Nah, sekarang tahu kan, kenapa bapak ibu manggil kamu Cempluk?” Ibu tiba-tiba merangkulku dan memandangi wajahku yang kusut setelah mendapati perubahan yang amazing pada diriku. Aku mengangguk lemah, masih dengan wajah kusut dan bibir manyun. Melihatku yang makin cemberut, ibu mengajakku duduk di kasurnya yang empuk. Tangannya mengangkat wajahku yang layu, kemudian menarik ujung-ujung bibirku sehingga dengan terpaksa bibirku tersenyum.
“Uda toh, kenapa perlu disesali kalau kamu saiki gendut?”
“Ya kan berarti, Shinta makin jelek bu…”jawabku polos. Ibu cekikikan.
“Oalah toh yooo.. Sopo seh sing bilang, anak ibu iki welek? Gak onok, nduk, cuma perasaanmu aja..”
“Ya tapi kan…”
“Hei, mpluk, coba denger nggih ibu ngomong. Orang gendut itu gak berarti jelek. Dan coba lihat dirimu iki. Awakmu iki ora gendut-gendut banget, enggak koyok mbak Asri tetangga kita yang sampai lari-lari badannya ikut semua. Gendutmu iku masih normal, enggak gendut banget..” Aku masih terdiam, senduh.
“Heee.. sek eling ora. Biyen sopo sing njaluk badannya supaya gendut?” Ibu tersenyum usil. Reflek, aku menarik ujung kanan bibirku.
Melihat peluang untuk membuatku tertawa, ibu makin menjadi-jadi goda aku. “Biyen sopo hayo.. Sing mesti bilang, ‘aduh, aku kok kurus sih. Enggak gemuk-gemuk. Kalau kayak gini ya ndak dapet cowok terus aku’. Hayo siapa yang sering bilang gitu ke ibu??”
Tidak kuat menahan tawa, akhirnya aku tertawa juga. “Hahahaha. Ah ibu curang, ngingetin aku sama jaman suramku dulu. Ah tapi kan, Shinta uda punya pacar, bu.. jadi…”
“He opo? Wes duwe pacar kamu, nduk? Oh ngono yo, nang Malang ndak malah sinau sing nggenah malah nggolek pacar…” kata ibu tiba-tiba sambil berkacak pinggang. Dalam seperkian detik, aku langsung mingkem mulut rapat-rapat dan memperhatikan wajah ibu lekat-lekat. Ah enggak seru ah, masa tadi habis guyon-guyon kok tiba-tiba serius lagi, marah-marah lagi. Eh tapi kok, kenapa mulut ibu seperti menelan cicak? Kenapa matanya tiba-tiba menyipit? Eh eh, kok tiba-tiba ketawa ngakak? Aku makin bingung dan ibu makin puas menertawaiku diatas kebingunganku.
“Wah, genduk ibu pinter ya. Haha yo ngunu nduk, nggolek pacar, biar kamu ndak sendirian disana. Tapi inget lho ya nduk, kuliah nomer siji. Awas yo kalau kamu nakal-nakal sama pacarmu..” cuap ibu disela-sela tawanya. Aku tersenyum dan pelan-pelan alis yang mengkerut karena kebingunganku tadi memudar. Seperti matahari yang menyinari suatu subuh di pagi hari, di tengah gelap dan pelan-pelan menjadi terang benderang, wajahku langsung merekah melihat ibu ternyata (lagi-lagi) menggodaiku.
Aku langsung memeluk ibu erat-erat sambil berkata, “Enggak aneh-aneh kok bu. Pacar Cempluk juga dari desa. Orangnya polos dan sederhana. Kita uda buat komitmen untuk saling mementingkan kuliah. Tapi ya…” Aku melepaskan pelukan dan menundukkan kepala. “Tapi yoopo toh nduk? Lagi onok masalah tah?” tanya ibu perhatian. Aku menggeleng lambat.
“Terus?” tanya ibu lagi.
“Kalau jarak jauh kayak gini.. Cempluk jadi makin kangen sama pacar Cempluk. Wuakakakakak.” Ibu langsung nggelitikin aku, membalas tingkahku yang usil itu.
“Oalah.. Cempluk Shinta iki nakal kok. Njaluk di kelitikin ancen yo…”
Ditengah tawa bersama ibu di kamar, semerbak bau sawah yang kebetulan bersebelahan dengan rumahku merasuk ke hidung. Sawah.. sepertinya selain kangen dengan pacar, aku juga kangen main di sawah bapak. Kejar-kejaran sama burung, poto-poto sama Upik, tetanggaku sing seneng pakai sewek kemana-mana. Oh iya, kangen juga jualan ote-ote buatan ibu ke para petani di sawah.
Oke, lanjut bikin ote-ote lagi ah..

20 Februari 2011

Dek Anggie

0 Comments

Ada seorang remaja cantik sedang meraba-raba sesuatu diatas meja makan yang panjang,
Berusaha meraih sesuatu yang ia inginkan
Dengan keahlian yang telah ia miliki dan telah ia pelajari sejak ia kecil
Segores senyum merona menyala bak sakura yang gugur di Jepang tatkala ia mendapatkan apa yang dia inginkan
Aku tahu ia sedang tersenyum bahagia walaupun sedari tadi ia menundukkan kepalanya
Aku tahu hatinya meronta bahagia dan ingin berjingkrak-jingkrak ketika kedua tangannya mendapatkan sepasang piranti makan
Bukan sok jadi paranormal, tetapi aku tahu dia sedang kelaparan,
Layaknya diriku yang telah menahan lapar sejak tadi pagi, suatu hari yang biasa di hari Minggu ketika berada di Surabaya (meskipun telah diganjal dengan dua porsi mie instan)

Remaja itu sebenarnya tidak terlalu cantik, tetapi entah mengapa ada sesuatu yang lain dari dirinya yang membuatku mengatakan dia cantik
Sangat cantik mungkin, daripada Putri Indonesia 2010
Rambutnya bukan ikal ataupun keriting seperti model rambut idamanku,
Badannya bukan juga tinggi semampai, mungkin cuma berselisih lima sentimeter denganku
Kakinya tidak lenjang layaknya peragawati-peragawati yang sering membuatku berdecak kagum melihat kakinya yang wow..
Dagunya juga tidak lancip, hidungnya juga tidak mancung-mancung sekali seperti hidung impianku: hidung Arab
Tetapi mengapa, sekali lagi, setelah beberapa kali bertemu dengannya di suatu acara dan di suatu rumah, aku mengatakannya dia cantik
Dan tepatnya aku bilang, dia cantik luar dan dalam

Hari ini di suatu hari Minggu di salah satu resto yang tak pernah sepi pengunjung, remaja itu memakai baju yang sangat kasual, tidak seperti diriku yang sepertinya saltum menghadiri acara ini
Hari ini sebenarnya acara ulang tahun kakek, saudara dari ayah
Semua saudara diundang, termasuk aku dan keluarga (tetapi sayangnya kami tidak bisa datang berempat, minus ibu)
Yang mengundang tentunya adalah si Ibu dari remaja itu,
Sosok ibu yang luar biasa dan hebat di mataku, karena bisa melahirkan dan memiliki anak remaja cantik ini
Setelah semua berkumpul, termasuk dengan semua anggota makanannya yang dipesan, kami semua membuka piring dan menyerbu nasi yang panas satu-satu
Si ibu remaja ini, dengan penuh pengabdian mengambilkan nasi untuk ayahandanya yang sedang berulang tahun hari ini, beserta lauknya
Setelah itu baru ibu ini mengambilkan nasi untuk anak bungsu tercintanya

Sukses mendapatkan sendok dan garpu, gadis ini pelan-pelan menyuapkan nasi ke mulutnya
Sama seperti saat ia tersenyum tadi, dengan keadaan menundukkan kepala
Disampingnya, ibunya memperhatikannya. Seuntai senyum muncul kemudian, senyum bangga
Aku yang ada diseberangnya, dibalik rasa lahap menyantap menu di depan mata, memperhatikannya dari tadi
Ada rasa iri, ada rasa takjub dan ada rasa mempesona
Iri karena remaja ini sebenarnya lebih muda denganku, tetapi dia memiliki bakat luar biasa yang tiada tanding..
Takjub karena remaja ini bisa melakukan banyak hal yang ‘seharusnya’ itu tidak bisa dia lakukan,
Dan mempesona karena.. mungkin jikalau aku jadi dia.. aku takkan sehebat seperti dia sekarang

Untuk kedua kalinya dalam perhelatan pertemuan itu, aku mengatakannya dia cantik
Hmm.. mungkin tambah cantik sejak aku makin mengenalnya
Dia memang tidak memiliki prosisi badan atau wajah ideal atau idaman yang pantas untuk dikatakan cantik,
Dibilanglah juga, dia tidak memiliki mata yang indah untuk melihat dunia
Tetapi.. coba tengoklah bagian tengah badannya..
Hmm, bukan itu! Tapi itu.. bagian hatinya yang ada di paling dalam..
Lewat hatinya itu, dia bisa menggambar dan melukis dunia
Walaupun ditakdirkan sama Tuhan sejak bayi untuk belum menatap dunia
Dia canggih bermain piano..
Dia canggih menyanyi..
Dia canggih cepat akrab dengan orang lain..
Dia canggih melakukan segala hal seperti manusia umunnya, dengan keterbatasan yang ada
Jadi.. so beautiful kan dia?
Hm, apalagi ibunya.. enggak kalah cantik dong..

16 Februari 2011

Siapa ya, yang selama ini jadi copycat blog kita??

0 Comments

Halo para blogers mania! :D
Ini aku postingin ilmu baru yang bagus untuk dibagi-bagi. Hehe aku dapet ilmu ini dari blog laen juga sih, tapi lumayanlah buat di-share bareng-bareng kan :p

Postingan kali ini, aku akan ngasih tahu gimana caranya supaya tahu siapa aja yang copy-paste artikel di blog kita. Hmm mungkin bagi sebagian orang, artikelnya di copy-paste itu biasa-biasa aja alias cuek bebek. Tetapi ada juga yang bisa marah-marah sampai mbanting-mbanting hape, ngucapin kata-kata kotor, terus menyumpahin orang yang nyopas. Hahaha daripada marah-marah gak jelas, mending kita cari tahu dulu aja siapa yang nyopas dan puas-puasin marahin itu orang dibalik layar :D
setuju kan?
Oke, buat kalian semua yang benci dengan copycat, ini aku kasih link-nya:  http://www.copyscape.com. Caranya, setelah buka web tersebut, masukkan addres blogmu, lalu klik GO. Udah deh.. gampang kan? :)
Selamat mencoba hehehe.

tentang apa itu inspirasi

0 Comments

Inspirasi itu.. seperti cokelat panas yang nikmat banget diminum hangat-hangat ketika hujan
Inspirasi itu.. seperti kepiting rebus yang baru saja matang dan dibumbui dengan sambal rica-rica
Inspirasi itu.. seperti deretan baju berwarna kuning yang dijajar di toko
Inspirasi itu.. seperti pelangi yang tiba-tiba muncul dibalik kerumunan kecil payung hujan
Inspirasi itu.. seperti seseorang yang tiba-tiba datang dibalikmu dan memakaikan jaketnya untukmu ketika hujan deras mengawali kegiatanmu hari itu
Inspirasi itu.. seperti seorang ibu yang melindungi anaknya dalam keadaan apapun
Inspirasi itu.. seperti ketika kau lapar dan seketika itu juga orang tersayangmu membuatkan mie rebus spesial pakai telur untukmu
Inspirasi itu.. seperti seseorang yang jatuh cinta
Inspirasi itu.. seperti saat kamu sedih dan ketika kamu menyalakan laptop, kamu mendengarkan lagu Sheila on 7 dengan puasnya
Inspirasi itu.. seperti saat kamu menemukan uang gopek dibalik saku celanamu ketika kamu sangat tidak ada uang sama sekali
Inspirasi itu.. seperti kamu menemukan sahabat yang bener-bener mau menemani kamu saat kamu susah maupun senang
Inspirasi itu.. seperti kamu menemukan kehangatan dari rasa rindu yang luar biasa ketika kamu bertemu dengan orang-orang yang kamu cintai

Inspirasi itu.. ah macet lagi deh..
Inspirasi itu.. aduh, uda enggak ada ide lagi kan. Siap-siap pentungan nih buat mentungin kepala
Inspirasi itu.. ya kan ya kan, sepertinya uda bener-bener mentok deh..
Dan inspirasi itu, sepertinya susah sekali dicari ketika kamu hilang ingatan, meskinya saya siap-siap bantal aja ya, di depan laptop buat nungguin inspirasi dateng
Penutupnya deh,
Inspirasi itu, sepertinya memang beberapa hari ini jual mahal sama saya sehingga susah banget nawarnya di pasaran,
Padahal saya butuh itu ‘INSPIRASI’ buat menulis suatu ‘INSPIRASI’ yang lebih bagus.
Ah, inspirasi.. inspirasi..

15 Februari 2011

About Chocolate

0 Comments

Semua orang pasti gak asing dengan kata cokelat. Yups, cokelat! Terdengar dari namanya aja, uda bisa bikin nafsu makan meninggi. Pikiran kita pun uda kemana-mana, mulai membayangkan gimana kalo cokelat itu meluber di bibir kita, gimana kalo cokelat itu meleleh dengan pekatnya di tangan kita, gimana kalo tiba-tiba ada cokelat batangan yang nganggur di meja kita. Gak perlu mikir panjang kayak njawab soal matematika kan? Dan secepat ikon salah satu kartun yang juga jadi favoritku, Tazmania, yang aku lakukan jika muncul pertanyaan-pertanyaan diatas buru-buru menyabet cokelat yang ada di depanku hingga tak tersisa. Tak pedulo orang mengatakan saya cewek yang gila alias rakus haha.

Cokelat sering dimanfaatkan banyak orang untuk berbagai hal. Mulai dari penghias kue, pemanis jajan, hingga ungkapan cinta yang sering dilakukan pasangan-pasangan jika valentine dateng. Makanya, jangan heran kalo cokelat laris manis di saat apapun. Wah ternyata banyak juga ya manfaatnya cokelat itu, hmm..

Nah, pengen tahu sedetailnya tentang gimana cokelat itu berasal dan diolah nggak? Dikutip dari salah satu artikel koran favorit saya, saya mencoba membagikannya disini..

Sejarah Cokelat
Ternyata cokelat mempunyai sejarah yang cukup panjang. Cokelat berasal dari biji kakao yang diperkirakan mula-mula tumbuh di daerah Amazon utara hingga ke Amerika Tengah. Pengolahan cokelat pertama ditemukan di Puerto Escondido, Honduras, sekitar 1100-1400 tahun sebelum Masehi (SM)
.
Tangki-tangki yang digunakan mengolah biji kakao tersebut mengandung residu. Itu mengindikasikan bahwa awalnya selaput putih pada pada kakao banyak digunakan sebagai pemanis pada minuman beralkohol. Residu cokelat ditemukan pada tembikar suku Maya kuno di Rio Azul, Guatemala Utara. Hal tersebut menunjukkan bahwa suku Maya sudah mengonsumsi cokelat sekitar 400 SM.

Di awal abad ke-17, cokelat menjadi minuman penyegar yang digemari di istana Spanyol. Sepanjang abad itu, cokelat menyebar diantara kaum elite Eropa. Kemudian lewat proses demokratis, harganya jadi murah. Pada akhir abad itu, cokelat menjadi minuman yang dinikmati kelas pedagang.

Kemudian pada tahun 1847, dikembangkan dan ditemukan cokelat padat. Perbedaan utama antara cokelat yang dikembangkan orang-orang Eropa dan cokelat Meso-Amerika adalah penambahan gula. Cokelat Eropa awalnya diramu dengan cara yang sama dengan yang digunakan suku Maya dan Aztec. Bahkan sampai sekarang cara Meso-Amerika kuno masih dipertahankan. Namun, saat diramu bangsa Eropa, biji kakao masih sedikit difermentasikan, dikeringkan, dipanggang, dan digiling. Namun, serangkaian teknik lebuh rumit pun diterapkan untuk menciptakan berbagai pilihan rasa.

Saat itu cokelat  dikombinasikan pula dengan susu sehingga menjadi cokelat susu yang banyak digemari pada abad ke-17. Di Indonesia pun, biji kakao mulai ditanam saat Belanda menjajah Indonesia. Pada tahun 1778 biji kakao dibawa dari Filipina ke Indonesia oleh Belanda dan ditanam di berbagai tempat yang subur di Indonesia.



Cokelat-Cokelat Termahal di Dunia:

 1. NOKA
Merupakan kompilasi terbaik cokelat hitam dari perkebunan khusus di Venezuela, Pantai Gading, Trinidad, dan Ekuador. Cokelat ini terbuat dari  75% kakao murni dengan campuran lain, seperti mentega dan gula kakao. Cokelat itu berasal dari Dallas, Amerika Serikat. Harganya sungguh fantastis! Pengen tahu? Harganya berkisar Rp 8,5 juta per 450 gram.



 
 2. DELAFEE
Wanita penggemar emas mungkin tergiur mencicipi cokelat ini. Cokelat yang terbuat dari emas 24 karat itu berbentuk serpihan. Cokelat tersebut terbuat dengan tangan, dengan bahan-bahan  gula, minyak kelapa, mentega kakao, susu bubuk, dan vanili. Cokelat Delafee berasal dari Swiss dengan harga jualnya Rp 5 juta per 450 gram. Waw!



3. RICHART
Keunggulan Richart adalah 70% Criollo kakao Venezuela yang diakui sebagai negara penghasil cokelat terbaik di dunia. Kakao dalam cokelat  Richart adalah bubuk kakao halus untuk menghasil rasa yang terbaik. Cokelat ini memiliki banyak rasa buah-buahan. Harganya berkisar Rp 1,2 juta per gramnya. Cokelat tersebut berasal dari Lyon, Prancis.



 4. GODIVA
Cokelat ini berasal dari salah satu negeri yang terkenal dengan produk kakaonya, Belgia. Seluruh koleksi terbaru dari Godiva terdiri atas berbagai bahan dan rasa, seperti palet d'Or, Tasmanian honey, dan Meksiko Hot Chocolate. Cokelat Godiva banyak dipasarkan di New York dan dijual dengan harga Rp 1,1 juta per 450 gram. 


Need 2 Know
1. Cokelat ternyata bisa membuat umur seseorang menjadi lebih panjang. Suatu studi telah dilakukan pada pelajar Universitas Harvard antara 1916-1950. Dengan memakai metode food frequency questionnaire, dikumpulkan informasi kebiasaan makan permen atau cokelat pada mahasiswa Universitas Harvard.

2. Sepertiga lemak yang terdapat dalam cokelat adalah asam oleat. Itu adalah asam lemak tak jenuh. Asam oleat ini juga dominan ditemukan pada minyak zaitun. Studi pada penduduk Mediterania yang banyak mengonsumsi asam oleat dari minyak zaitun menyebutkan efek positif bagi kesehatan jantung.

3. Makan cokelat tidak menimbulkan kecanduan.. Namun bagi sebagian orang, rasa cokelat yang enak mungkin mengakibatkan kerinduan untuk mengonsumsi kembal (Chocolate craving). Rindu cokelat bisa karena aroma, tekstur, dan rasanya.

4. Makan Cokelat bisa merangsang otak menghasilkan dopamine. Zat itu bisa menimbulkan rasa senang dan membuat suasana hati lebih fresh. Perasaan yang ditimbulkan hampir mirip dengan jatuh cinta.

*Haduh, cukup capek juga nulis artikel sepanjang ini, bikin bokong tepes juga. Seandainya sehabis capek-capek gini ada cokelat hangat di depan saya.. mungkin saya akan lansung menghabiskannya dalam waktu seperempat detik. Eh ngomong-ngomong soal cokelat, kok tiba-tiba kepengen makan cokelat MAGNUM ya? Sumpah men, sampai detik ini lhoooo saya belum pernah mencicipi sejilat atau segigit pun MAGNUM. Yaah nestapa memang nasib saya...*

12 Februari 2011

@Jatim Park with my lovely friends, 1B Teknik Informatika POLINEMA

0 Comments

1B Teknik Informatika. sayangnya gak lengkap yaaa~


with my soulmate, Adhiati Kusuma Wardani 'dhidi'


ngeksis dulu sebelum pulang hehe.


naek Colombus. haha aku takut duluan sebelum dimulai :p


gue gak mau kalah reeek, ikut nampang yaa :D


empat sekawan. wah hanya aku yg gak pake jilbab sendiri >.<


1B TI minus ipan. keren euy gaya kita haha

11 Februari 2011

Tips-Tips Hadiah Valentine

0 Comments

Valentine sudah tinggal beberapa hari lagi. Namun, sudah siapkah kamu dengan kado untuk pasangan tersayangmu? Hadiah untuk menunjukkan kasih sayang tak perlu mahal atau berlabel mewah. yang penting adalah seberapa besar perasaan Anda saat memberikan hadiah tersebut. Berikut beberapa ide unik untuk hadiah Valentine, seperti dikutip dari Genius Beauty.

1. Sesuatu yang berhubungan dengan hobi.
Cari tahu kegemaran pasangan. Apakah ia suka main musik, memancing atau mengumpulkan action figure. Belilah sesuatu yang berhubungan dengan hobinya. Hadiah itu juga menunjukkkan bahwa Anda selalu mendukung apapun kegiatan kegemarannya.

2. Ciuman di dalam kotak. Berikanlah ciuman sayang Anda dalam bentuk yang berbeda. Masukkan 365 lembar kupon ciuman bikinan Anda ke dalam sebuah kotak yang cantik, lalu berikan pada pasangan. Jelaskan padanya bahwa ia bisa menukar satu kupon setiap harinya untuk mendapatkan ciuman sayang dari Anda. Seru kan?

3. Kolase foto. Kumpulkan foto-foto Anda dan pasangan, dari kecil hingga kini. Buatlah sebuah kolase dan cerita perjalanan cinta Anda dari awal bertemu. Dengan melihatnya, pasangan juga akan mengingat, betapa ia mencintai Anda.

4. Berburu harta karun. Berikan peta padanya, serta petunjuk dan teka-teki. Biarkan ia mengikuti peta tersebut dan mencari hadiahnya sendiri. saat ia menemukannya, Anda tengah menunggunya di sebuah meja dengan makan malam, lilin dan sebuah kado.

5. Petualang waktu. Bikin daftar tempat-tempat kencan Anda saat pertama kali bertemu, atau dalam masa pendekatan. Susuri kembali tempat itu bersama-sama. Nostalgia akan membuat Anda dan pasangan merasa semakin dekat.

Selamat berbahagia!

Tiga Tanda Tersembunyi Pria Jatuh Cinta

0 Comments

VIVAnews - Banyak tanda terbaca saat pria jatuh cinta. Tak melulu harus menunggunya mengucap serangkaian kata cinta yang memabukkan untuk membaca perasaannya. Cukup perhatikan sikapnya saat sedang menikmati waktu berdua.

Setidaknya ada tiga tanda yang mungkin tak Anda sadari bahwa itu adalah isyarat si dia jatuh hati pada Anda, seperti dikutip dari laman Cosmopolitan.

1. Memesan santapan 'maskulin'

Saat sedang makan berdua di restoran, perhatikan pilihan menunya. Pria biasanya akan memilih makanan yang menurutnya lebih 'jantan' untuk menunjukan sisi maskulinitasnya. Mungkin ia lebih memilih menu steak, meski sebenarnya lebih menikmati pasta.

Menurut penelitian Northwestern University, Amerika Serikat, pria cenderung memilih menu daging dalam ukuran besar untuk memberi kesan maskulin pada pasangannya.

2. Gaya bicaranya mulai seperti Anda

Penelitian University of California menunjukkan bahwa seseorang cenderung akan meniru pola ucapan, bahkan aksen bicara, pasangan yang dicintainya.

"Seorang pria yang naksir secara tidak sadar akan meniru bagaimana Anda berbicara, untuk tampak lebih menyenangkan," kata Jessica Lakin, PhD, Profesor Psikologi dari Drew University.

3. Ia suka tiba-tiba lupa

Sebuah penelitian baru menemukan bahwa ketika seorang pria tertarik pada seorang wanita, dia akan memusatkan kekuatan otak begitu besar. Hal ini demi mendapatkan perhatian dan mengesankan wanita incarannya.

* Untuk teman sesama wanita: Kudu siap-siap harga mahal ketika teman pria kita mulai menunjukkan ciri-ciri diatas (^o^) *

Cerita panjang yang sooooooo funny!

0 Comments

Pagi itu, masih pagi yang gelap gulita di kamarku. Semua terasa gelap tanpa lorong, dingin yang menusuk-nusuk tulang, dan aku masih pengen ngedon diatas kasur dengan peralatan tidurku yang lengkap di sekujur tubuh (masih menggunakan kaos kaki tebal, berselimutkan sarung babe yang sengaja ditinggal di Malang, jaket panjang). Sumpah, rasanya mualeeeesss banget aku hari itu (kapan ya aku nggak malesnya?), pengen melungker kayak ulet keket diatas kasur mulu dan sama sekali nggak beranjak sekalipun. Bawaannya nyantai banget deh, seperti sama sekali nggak ada tanggungan. Mentang-mentang mungkin masih pagi yang gelap mungkin ya, jadi nggak keburu-buru bangun.

Seperti biasa, handphone yang bertugas dipasang tiap jam 04.30 membangunkanku, bergetar dan berbunyi dengan kencangnya. Boro-boro aku ambil dan matikan. Dan apa yang aku lakukan setelah itu? Yups, tidur lagi (alamak). Untuk kesekikan kalinya, karena merasa masih gelap gulita, aku melanjutkan tidur dengan badan menggigil karena dinginnya. Tidak sampai lima menit, aku uda tewas diatas tempat tidur, dan untungnya aku sama sekali tidak mengorok.

Aku kaget bukan main begitu mendengarkan suara gemerutuk dari bawah. Spontan, aku bangun dan dikejutkan oleh sinar yang menyala-nyala dari luar jendela. Bukan sinar senter yang sengaja disentrong-sentrongin kayak waktu diklat UKM THEATRISIC di Cuban Rondo dulu, bukan juga sinar mobil atau motor yang berkeliat di jalan raya (kirain aku mimpi haha), tapi.. MasyaAllah, ini sinar matahari!! Alamak, ini jam berapa? Buru-buru aku mengambil handphone dan melihat dua pasang angka yang berjejer disana. Aaaarrgghh, jam setengah tujuh!! Aku ketinggalan subuh lagi T__T

Aku ingat pada suatu janji di jam setengah sepuluh nanti. Huaaa, bagaikan suatu tindakan super kilat; bagaikan berubahnya superhero di tipi-tipi yang wuuuuss wuss... jrengjreng, uda langsung berubah *haiah, khayalan tingkat tinggi*, aku langsung beberes barang-barang dan beranjak pindah ke rumah tanteku yang kira-kira jaraknya gak lebih dari 100 meter. (Oh ya belum aku ceritain disini ya, kalo aku uda seminggu nginep di rumah ibunya tanteku. Nah parahnya lagi, aku kudu bolak-balik dari rumah ibunya tante ke rumahnya tante cuma buat ganti baju, ambil barang dan mandi. Oh astaganaga..)

Setelah byar byur dan makan disana, akhrinya aku mengeluarkan sepeda elektrik yang menemaniku kemana-mana selama di Malang (setelah angkot) keluar. Aku mengeluarkan sejenak handphone yang sedari tadi ngedon di dalam saku celana jeansku dan mengecek sms dari seseorang yang sedang janjian denganku waktu itu. "Hmm.. oke jam setengah sepuluh. Sekarang masih jam sembilan seperempat, berarti aku nutut buat nungguin di depan sardo". Oke, setelah nggremeng sendiri, akhirnya aku mencolokkan kunci sepeda dan brem.. bremm, *eits lupa, ini kan bukan sepeda motor*, aku tancap gas. Sedikit berlega hati karena sebelum berangkat tadi sepedaku yang berenergi dari aki yang harus di charge bila batrenya habis ini, aku charge dua setengah jam. Lumayanlah buat jalan-jalan.


Akhirnya setelah melewati aral melintang, menggok kanan-kiri, tanjakan yang tinggi dan turunan yang menakutkan (haha lebay), akhirnya sampai juga di Sardo, sebuah swalayan yang cukup terkenal dan ngeksis di daerah Malang. Meskipun swalayannya masih sepi, tetapi sungguh terlaluuuu jalanan di sekitarnya muacet pol-polan. Ya gimana nggak macet ya, jalan dua arah itu suempit banget. Uda gitu ada lima (5) angkot yang melewati jalan tersebut. Aduh, gak ngebayangin deh pokoknya gimana semisal angkot-angkot itu tiba-tiba berhenti seenaknya. Hahaha karena belum canggih keliling menggunakan kendaraan sendiri, akhirnya aku menunggu 'seseorang' itu di sebelumnya Sardo.

Setelah ber-SMS.an ria dan saling kontak-mengontak, akhirnya orang yang ditunggu dateng juga. Weslah, basa-basinya gak usah diceritain, ndak selesai-selesai ini aku ceritanya entar wkakakakka :p

Akhrinya kita berangkat dengan posisiku di gonceng oleh dia. Tempat tujuan kita kali ini adalah Perpustakaan Umum, yang gak lain adalah tempat favoritku. Eh sumprit, mending sering-sering dolan kesitu dah, daripada sering-sering dolan ke Matos. Ada alasan tersendiri mengapa aku menyebutnya sebagai tempat favorit. Yang pertama, tempatnya itu uadeeem pol, sampai-sampai aku kedinginan dan membeku disana. Sempet sih dicela sama seseorang yang menemaniku hari itu karena aku pakai celana pendek, dan setelah aku pikir-pikir.. ada salahnya juga aku pakai celana pendek waktu itu hehe (baru nyadar sekarang).
Yang kedua, Perpustakaan umum di Malang bener-bener nyaman. Pelayanannya juga bagus.. Uda gitu tempatnya tertata dengan rapi, apik, bagus. Masyarakat sekitarnya pun menggunakannya dengan semaksimal mungkin. Sehingga, gak heran kalo PU (singkatan/sebutanku dan teman-teman buat perpustakaan yg lagi dibicarain ini) selalu rame. Kok berbeda ya sama perpustakaan yang ada di Surabaya?? Hmm..

balik lagi ke cerita...
Setelah memarkir sepeda, menukar KTM dengan kunci loker, memasukkan tas pada loker, kita masuk ke gudangnya buku, tepatnya di lantai dua. Huaaaa bagai singa yang menyerbu mangsanya, aku langsung jalan dengan cepat mengikuti arah panah yang bertuliskan novel dan komik. Hahaha, bukannya malah nyari referensi buku buat semester dua, malah nyeluduk celingak-celinguk ke tumpukan novel. Go to hell aja Rass.. wkakakakak.
Akhirnya setelah ndegek-bungkuk-ndegek buat nyari novel yang menarik minatku, kutemukan novel yang berjudul BIRU karya Fira Basuki dan satu lagi.. GET MARRIED (yups, tak perlulah aku ceritain lagi disini itu buku karangan siapa. Di tipi pun uda tahu kan, hehehe). Puas mendapat novel yang bikin aku kesengsem, aku menunggu 'teman seperjalananku' menemukan buku yang menarik minatnya pula. Yehaa dan tralalala~ sepuluh menit kemudian, aku melihatnya telah mencangking buku (novel sih mungkin..) yang judulnya sama sekali aku nggak boleh lihat. Meski aku uda maksa sampai mewek-mewek buat lihat apa judul itu buku yang dia cangking, aku tetep gak boleh lihat. Heeeeii, what happen boy??

Kita kemudian duduk di salah satu sudut PU, tepatnya di tempat yang lesehan. Buruan deh, aku membaca dengan lahap kayak orang kesetanan ilmu (hoi, ilmu apa di novel?? Jiakakakak). 'Teman seperjalananku' juga melakukan apa yang aku lakukan. Haha ternyata kita emang sama-sama suka sama yang namanya buku, apapun itu. Sampai berjam-jam pun dibelani buat mbaca sampai selesai. Eits, sepertinya except buku kuliah deh hahahahaha :D

Dan fiuh, tanpa terasa sampai halaman ke 34-an aku membolak-balik novel BIRU itu. Saking asyiknya, sama sekali nggak kerasa uda jam 12 siang. Toeng! Akhirnya aku nyeletuk sama orang disebelahku, "Sek, bentaaaar. Capek dan bosen juga lama-lama duduk dan mbaca buku terus. Huaaaah *angop*.." . Dengan entengnya orang disebelahku itu terus membaca dan ketawa sendiri, MENCUEKKAN AKU! (-.-)
Karena akhirnya penasaran juga sama buku yang dia baca, akhirnya aku iseng membalik buku yang dia baca, dan yuhuuuu~ aku menemukan judulnya. Hm meskipun gak jelas, tapi aku tahu siapa pengarang buku itu dan sekutip judul yang tertampang disana. Pengarangnya Asma Nadia, si ibu-ibu cantik yang suka ngasih cerita-cerita menarik tentang Islam (khusunya muslimah). Dan judulnya yang aku lihat tadi adalah... tentang cemburu-cemburu gitu. Hehehe sepertinya saya tahu mengapa dia tertarik pada buku itu :p

Setelah berhasil adaptasi dengan dinginnya di kutub PU, memegang kaki yang tanpa penutup sama sekali, akhirnya si orang disebelahku mengajak pergi (haiah, gak dari tadi ae). Dan singkat ceritanya, aku digonceng lagi sama dia dan.. lho lho.. Ini kearah mana ya?? Kok melewati balai kota dan stasiun baru? Waaah jangan-jangan aku mau diculik (eloooh?? wkakakak) *pikiran lebai*.

Dan treeeet, tiba-tiba rem sepedaku berbunyi. Aku disuruh turun sama dia dan wooooss.. didepanku telah berdiri dengan megahnya sebuah toko atau tepatnya warung yang dulu-dulu aku pengen cari.. SERABI IMUT. Gyahahahai, bisa dikiralah, betapa senangnya aku waktu itu :)

Pikir kami waktu itu, serabi imut adalah makanan serabi yang bentuknya imut-imut dan kecil yang panjangnya sejari tanganku. Makanya waktu melihat berbagai menu yang terpampang di depan kami, kami pesan 4 macam serabi yang berwarna-warni. Mulai dari serabi keju, serabi coklat, serabi coklat-keju, dan serabi pisang-coklat-keju. Sedangkan orang yang didepanku ini memilih pisang bakar coklat-keju dan minumnya untuk kami berdua susu coklat hangat. Hahaha bakal makan mantap ini, batinku. Lima menit berlalu dan akhirnya, pesanan kami datang. Toeng, betapa kagetnya aku begitu si pelayan membawakan menu-menu yang kita bawa. Makanan yang imut-imut yang tadi kita bayangkan ternyata.. sak jibun-jibun!! Argh., siapa yang mau menghabiskan ini semua?? Kalo pengen tau segede apa itu serabi.. ini aku tunjukin:


Akhirnya.. setelah dipaksa-paksa, habis juga semua makanan yang ada di depan kita. Ckck sampai-sampai dirasani orang-orang yang ada disana.