Pages

20 Februari 2011

Dek Anggie

0 Comments

Ada seorang remaja cantik sedang meraba-raba sesuatu diatas meja makan yang panjang,
Berusaha meraih sesuatu yang ia inginkan
Dengan keahlian yang telah ia miliki dan telah ia pelajari sejak ia kecil
Segores senyum merona menyala bak sakura yang gugur di Jepang tatkala ia mendapatkan apa yang dia inginkan
Aku tahu ia sedang tersenyum bahagia walaupun sedari tadi ia menundukkan kepalanya
Aku tahu hatinya meronta bahagia dan ingin berjingkrak-jingkrak ketika kedua tangannya mendapatkan sepasang piranti makan
Bukan sok jadi paranormal, tetapi aku tahu dia sedang kelaparan,
Layaknya diriku yang telah menahan lapar sejak tadi pagi, suatu hari yang biasa di hari Minggu ketika berada di Surabaya (meskipun telah diganjal dengan dua porsi mie instan)

Remaja itu sebenarnya tidak terlalu cantik, tetapi entah mengapa ada sesuatu yang lain dari dirinya yang membuatku mengatakan dia cantik
Sangat cantik mungkin, daripada Putri Indonesia 2010
Rambutnya bukan ikal ataupun keriting seperti model rambut idamanku,
Badannya bukan juga tinggi semampai, mungkin cuma berselisih lima sentimeter denganku
Kakinya tidak lenjang layaknya peragawati-peragawati yang sering membuatku berdecak kagum melihat kakinya yang wow..
Dagunya juga tidak lancip, hidungnya juga tidak mancung-mancung sekali seperti hidung impianku: hidung Arab
Tetapi mengapa, sekali lagi, setelah beberapa kali bertemu dengannya di suatu acara dan di suatu rumah, aku mengatakannya dia cantik
Dan tepatnya aku bilang, dia cantik luar dan dalam

Hari ini di suatu hari Minggu di salah satu resto yang tak pernah sepi pengunjung, remaja itu memakai baju yang sangat kasual, tidak seperti diriku yang sepertinya saltum menghadiri acara ini
Hari ini sebenarnya acara ulang tahun kakek, saudara dari ayah
Semua saudara diundang, termasuk aku dan keluarga (tetapi sayangnya kami tidak bisa datang berempat, minus ibu)
Yang mengundang tentunya adalah si Ibu dari remaja itu,
Sosok ibu yang luar biasa dan hebat di mataku, karena bisa melahirkan dan memiliki anak remaja cantik ini
Setelah semua berkumpul, termasuk dengan semua anggota makanannya yang dipesan, kami semua membuka piring dan menyerbu nasi yang panas satu-satu
Si ibu remaja ini, dengan penuh pengabdian mengambilkan nasi untuk ayahandanya yang sedang berulang tahun hari ini, beserta lauknya
Setelah itu baru ibu ini mengambilkan nasi untuk anak bungsu tercintanya

Sukses mendapatkan sendok dan garpu, gadis ini pelan-pelan menyuapkan nasi ke mulutnya
Sama seperti saat ia tersenyum tadi, dengan keadaan menundukkan kepala
Disampingnya, ibunya memperhatikannya. Seuntai senyum muncul kemudian, senyum bangga
Aku yang ada diseberangnya, dibalik rasa lahap menyantap menu di depan mata, memperhatikannya dari tadi
Ada rasa iri, ada rasa takjub dan ada rasa mempesona
Iri karena remaja ini sebenarnya lebih muda denganku, tetapi dia memiliki bakat luar biasa yang tiada tanding..
Takjub karena remaja ini bisa melakukan banyak hal yang ‘seharusnya’ itu tidak bisa dia lakukan,
Dan mempesona karena.. mungkin jikalau aku jadi dia.. aku takkan sehebat seperti dia sekarang

Untuk kedua kalinya dalam perhelatan pertemuan itu, aku mengatakannya dia cantik
Hmm.. mungkin tambah cantik sejak aku makin mengenalnya
Dia memang tidak memiliki prosisi badan atau wajah ideal atau idaman yang pantas untuk dikatakan cantik,
Dibilanglah juga, dia tidak memiliki mata yang indah untuk melihat dunia
Tetapi.. coba tengoklah bagian tengah badannya..
Hmm, bukan itu! Tapi itu.. bagian hatinya yang ada di paling dalam..
Lewat hatinya itu, dia bisa menggambar dan melukis dunia
Walaupun ditakdirkan sama Tuhan sejak bayi untuk belum menatap dunia
Dia canggih bermain piano..
Dia canggih menyanyi..
Dia canggih cepat akrab dengan orang lain..
Dia canggih melakukan segala hal seperti manusia umunnya, dengan keterbatasan yang ada
Jadi.. so beautiful kan dia?
Hm, apalagi ibunya.. enggak kalah cantik dong..

0 komentar:

Posting Komentar