Pages

30 April 2011

Geje, curhat, ratapan anak rantau, kangen, dan apalagi ya? :p

11 Comments

Rasanya moodku beberapa hari ini kacau balau! Apalagi kalau uda masuk yang namanya long weekend. Pengen membanting apapun yang ada di depan mata. Handphone, eeeh ga jadi ding, ini handphone satu-satunya. Laptop, eeehh jangan juga ding, ini laptop satu-satunya. Bekas bapak juga.. Kalau ini rusak, kuliah dan tugas-tugasnya bagaimana? Meja, eeeh baru inget kalau aku sama sekali nggak kuat ngangkat meja sendirian keatas trus dibantingin (lagian meja siapa? Meja di rumah kan punya tante semua --"). Jadi cerita akhirnya, aku cuma bisa ngisek-ngisek di balik dinding kamar sambil curhat sama pacar. Di malam sepi, dan tinggallah aku sendiri bersama handphone, bantal, guling, kasur, dan... dentingan jam (serasa nestapa sekali nasibku huhu).

Waktu telepon-teleponan sama pacar, pertama-tamanya sih aku yang lebih banyak ngomong dan ceriwis. Cerita ngalur ngidul, membahas sesuatu yang pertama geje jadi lebih geje lagi haha. Sampai pada akhirnya, di suatu waktu, aku berhenti bicara. Tiba-tiba pengen mellow dan diam seribu kata. Pengen banget teriak-teriakin kata ini...


AKU KANGEN RUMAAAAAAAHH. AKU PENGEN PULAAAANG. AKU PENGEN KETAWA NGAKAK LAGI SAMA MEREKA. KANGEN KUMPUL BARENG, KANGEN BERMANJA-MANJA DI PELUKAN BAPAK, KANGEN JAILIN MBAK UUL, KANGEN DI CERAMAHIN ADEK, KANGEN USILIN IBU RAME-RAME, KANGEN RUWETNYA RUMAHKU, KANGEN BUBU DI RUANG TAMU, KANGEN KEHANGATANNYA RUMAHKU. POKOKNYA KANGEN SEMUANYA!!

Enggak tahu kenapa, tiba-tiba aku pengen banget neriakin kata-kata itu. Seperti sudah terpendam lama dan pengen banget terlontar. Padahal sebenernya, aku sudah berusaha untuk tetap bertahan dengan segala apapun yang terjadi untuk betah di Malang, tapi.. tetep aja nggak bisa ada yang menggantikan suasana rumah dengan yang lain :'(
KANGEN-KU ini sudah numpuk dan mungkin air mataku sudah gak cukup buat gantiin itu semua. Dirayu pacar pun supaya gak nangis, tetep aja enggak bisa, masih aja pengen nangis dan pengen SEGERA pulang (padahal sebenernya dilarang betul sama bapak dan adek buat pulang tiap minggu meskipun jarak Malang-Surabaya dekat).
Ya, meskipun aku uda berusaha tegar, berusaha kuat berdiri sendiri, berusaha tertawa dan bahagia di Malang bersama teman-teman dan keluarga tante, tetapi semuanya itu nihil untuk perasaan RINDUKU sama keluarga di rumah. Walaupun dulu sempet bete pol-polan karena ada sesuatu di rumah Surabaya yang sering buat aku ga betah (kadang-kadang), tetapi kalau sudah seperti ini, perasaan itu sudah nggak ada artinya lagi. I WANNA GO HOME!! PLEASE GOD!! 

Ya ya ya, sampai aku memosting ini, aku masih berusaha tersenyum dibalik senyum palsuku. Entahkah, sampai 4 tahun mendatang, apakah aku bisa bertahan dengan ini semua? Yups, doakan sajalah. Semoga semua itu bisa.. Eh, aku kok pengen nangis lagi ya? Huhu~


*doakan aku tegar dan kuat ya kawan blogger. chayo Ras Laras!*
*keep smiling :) :) :) *

27 April 2011

Tik tok tik tok

4 Comments

Waktu..
Akankah dia terus mengejarku?
Semalam dia habis mengetuk ilusiku,
Mengatakan kemarin aku meninggalkan sesuatu di kampung juang
Bukan hutang atau piara
Bukan pula secuil asam
Tetapi secarik kenangan,
Yang bila digulung semakin kisut dan semakin tebal

Waktu,
Akankah kini giliranku yang mengejarmu?

22 April 2011

Sebuah Penyesalan

5 Comments

Sekarang aku tahu jadi dirimu waktu itu,
Merasa terkekang seperti waktuku sekarang..
Merasa takut berpeluk sendirian seperti gadis dibalik pelita..
Merasa menjadi bayangan orang lain di dalam diri sendiri..
Dan tidak pernah meneriakkan kegalauan
Dan selalu sendiri,

Maaf waktu detik yang lalu aku memandang miring dirimu
Menganggap dirimu gagal sebagai penerang hangat kehidupan kami
Ya maaf, dan aku tidak bisa berkata lebih..
Kini semua asa hanya sia
Karena kamu telah berlayar semakin jauh..
Sia-sia dalam berjalannya waktu,
Dan kini karma itu berlaku padaku
Ya Tuhan pemegang kendali kehidupan cerminku,
Kuatkanlah aku dalam dangkalnya lautan ini..
Untuk terus mengayuh sampai keujung delta kehidupan,
Di empat tahun mendatang..

21 April 2011

"Taare Zameen Par"

7 Comments

Halo halo sahabat blogger semua!! Hoho. Kali ini, saya lagi nggak pengen nulis puisi atau cerpen nih, tapi saya ingin sekali berbagi referensi film yang menurut saya.. nyesel banget kalau kalian semua nggak nonton! Mungkin film ini sudah lama kali ya, tapi saya saja yang baru tahu. Hehe maklum, bukan maniak nonton film. Jadinya baru tahu film ini dari temen yang kebetulan punya film ini di laptopnya. Jadi, ketika jam kosong, seperti biasa, saya dan teman-teman hobi banget ngedon di gazebo sebelah masjid kampus. Yang cowok pada main PES, sedangkan yang cewek pada asyik memperhatikan sebuah film di salah satu laptop teman. Karena melihat teman-teman cewek saya pada asyik semua, akhirnya saya ketularan pengen lihat juga. Tapi ternyata, teman saya langsung muter filmnya sudah ditengah-tengah karena dia sebelumnya sudah nonton film itu bagian depannya di rumah. Saya pikir film cintrong-cintrongan layaknya TWILIGHT atau semacamnya-lah yang keluaran dari negara-negara barat. Eh dugaan saya salah seratus persen. Film itu dari India dengan pemain utama disitu Aamir khan dan seorang anak lelaki yang disitu namanya Ishaan. Judul filmnya Taare Zameen Par, yang dalam bahasa ibunya orang barat mengatakan Every Child is Special. Cekidot.. saya kasih tau ya inti ceritanya.

Disini ceritanya menceritakan seorang anak lelaki yang berumur delapan tahun yang bernama Ishaan Awasthi. Ishaan ini terlahir sebagai anak normal, ganteng menurut saya (dengan catatan apabila giginya tidak maju). Tetapi di sekolahnya, dia selalu gagal dalam pelajaran apapun. Guru-guru sudah tidak kuat menghadapinya, karena ketika diterangkan dia sama sekali tidak memperhatikan. Tidak hanya di sekolah, di daerah sekitar rumahnya pun dia sering berbuat ulah seperti berantem dengan tetangganya dan memecahkan pot. Orang tuanya bingung, apalagi ayahnya. Ayahnya seperti sudah hampir frustasi menghadapi Ishaan.
Hingga pada akhirnya, ayahnya memutuskan untuk memindah Ishaan ke sekolah yang berasrama. Ishaan menolak mati-matian, tetapi karena ayahnya adalah seorang ayah yang berfigur keras kepala, Ishaan pun akhirnya pasrah dengan keputusan ayahnya yang memindahkan dia di tengah-tengah semester.
Awal-awal dia disana, dia sama sekali belum bisa beradaptasi. Masih sering kena marah oleh gurunya, masih sering dapat hukuman, dan sebagainya. Hingga akhirnya dia nggak kuat. Dia jadi sering menangis dan berdiam diri di kamarnya.
Kemudian segalanya berubah begitu kedatangan guru baru di pelajaran seni yang bernama Nikumbh yang diperankan oleh Aamir Khan. Si Nikumbh ini benar-benar prihatin dengan keadaan Ishaan yang selalu berdiam diri. Hingga pada akhirnya dia mengetahui yang sebenarnya dan berniat untuk mendatangi rumah Ishaan.
Disana Nikumbh ditunjukkan semua buku kelas 3 dan hasil gambar Ishaan. Dari situ dia mengetahui bahwa Ishaan punya hobi menggambar. Yang lebih mengagetkan lagi, setelah Nikumbh membuka-buka buku hasil tugasnya, Nikumbh mengetahui ternyata Ishaan tidak bisa membedakan huruf satu sama lainnya. Contoh, dia tidak bisa membedakan huruf “A” dengan “E”. Huruf “S” dan “R” ditulis terbalik, sehingga banyak tulisan merah dibukunya. Kata Nikumbh, itu adalah suatu penyakit yang disebut dyslexia. Bukan penyakit sih, tetapi merupakan kekurangan atau ketidak mampuan dia dalam membaca dan menulis.
Nikumbh kemudian meminta ijin kepada kepala sekolah untuk mengajar Ishaan dengan caranya sendiri. Caranya lucu dan unik. Dia mengajari Ishaan membaca dan menulis dengan menggunakan media seni, seperti malam, pasir, dan sebagainya. Dan pada akhirnya, si Ishaan bisa membaca dan menulis dengan lancar.
Endingnya film ini mengharukan banget, sampai-sampai saya hampir nangis hehe. Pokoknya seru mantap deh filmnya, sampai saya belain meng-copy filmnya dan menonton dua kali. Banyak pelajaran yang diperoleh dari film ini. Salah satunya, kita tidak boleh memaksa orang lain untuk mengikuti kehendak atau kemauan kita. Karena apabila dipaksa, orang itu bisa mati sendiri didalam dirinya sendiri.
Ada satu kata-kata yang diucapkan Nikumbh disitu yang membuatku berkesan. Nikumbh bertanya pada ayah si Ishaan, “Apakah kamu telah menyuruh istrimu untuk membaca tentang pulau Solomon di internet?” . Si ayah itu cuma menjawab ”Saya tidak tahu”, kemudian NIkumbh kembali berkata, “Di pulau Solomon, ketika penduduk asli ingin bagian hutan untuk ditanami.. Mereka tidak menebang pohon. Mereka bersama-sama mengelilingi pohon, dan meneriakkan kata-kata kasar. Dan itu menumbangkannya. Pada suatu hari.. pohon menjadi layu dan kisut.. Dia mati dengan sendirinya..”
Jika saja pohon dengan cara seperti itu sudah mati dengan sendirinya, bagaimana kita yang sebagai manusia?
Pokoknya, wajib lihat!! Sumpah ini film keren banget melebihi kerennya HARRY POTTER dan kawan-kawan lainnya.



20 April 2011

Didedikasikan untuk pelukan labuhku di Surabaya

6 Comments

Suatu hari diujung malam,
Sedang sendiri menikmati sepinya malam bersama ribuan bintang..
Dibalik dinding kamar ini aku berusaha menuliskan sesuatu yang aku rasa
Walaupun pekat dan lekat, aku berusaha untuk membagikannya
Yang aku tahu, jika semuanya sudah diungkapkan, akan menjadi lebih ringan dan mudah
Dan aku percaya akan prinsip itu meskipun aku harus meniti itu semua lewat tulisan…

Sekumpulan rasa ini terus menempel pada otakku, jiwaku, dan ragaku
Ingin rasanya aku menjemput dan memeluk semua rencana yang terus menggeliat
Tapi masih jauh.. dan masih jauh
Lalu apa lagi yang aku pikirkan?
Tak ada pikiran hebat lagi selain menunggu
Berdoa mungkin pilihan lain untuk Tuhan segera mengganti hari ini menjadi hari itu
Selain itu, mungkin aku cuma bisa melukiskan rasa ini lewat tulisan
Tulisan bait demi bait untuk mengganti sekumpulan rasa ini agar tersampaikan
Walaupun lewat tulisan, aku yakin orang-orang itu memahamiku
Yaaa.. rindu,
Aku rindu dengan mereka
Orang-orang yang selalu setia menungguku pulang dengan  doa yang tiada henti-hentinya
Aku rindu mereka
Mereka adalah keluargaku,
Keluargaku yang tiada tergantikan :)

13 April 2011

Sheila On 7 - Hingga Ujung Waktu

4 Comments


Ceritanya ini saya lagi sendirian di kamar. Bosen mau ngapain. facebook-an ya bosen, twitter-an juga sudah memasuki babak garing, alias bakal membuka itu situs kalau enggak ada pilihan lain. Well, enaknya ngapain ya? Eh iseng-iseng buka winamp deh, dan mengklik dua kali file winamp yang sudah saya save dengan nama "laras suka ini.mp3u" .Mungkin yang pada sudah sangat mengenal saya, pada tahulah.. apa daftar lagu yang berada paling atas sendiri dan paling banyak ngedon di daftar winamp saya. Yups, Sheila On 7, hehehe. Lagi enak-enaknya dengerin, tiba-tiba ada satu lagu terputar dan tiba-tiba saya jadi kepengen romantis dan mellow. Jadi membayangkan seseorang nanti, menyanyikan lagu ini di depan rumah saya sambil maenin gitarnya. Huuuuuaaaaaa pasti so sweet (っ˘з(˘⌣˘ )

"serapuh kelopak sang mawar
yang disapa badai
terselimutkan gontai
saat aku menahan sendiri
diterpa terluka oleh senja

semoga sang mawar dijaga
matahari pagi bermahkotakan embun
saat engkau ada di sini
dan pekatku berakhir sudah

akhirnya ku menemukanmu 
saat ku berpeluk dengan waktu
beruntung aku menemukanmu
jangan pernah berhenti memilikiku
hingga ujung waktu

setenang hamparan samudera
kicauan burung camar 
takkan berhenti bernyanyi

saat aku berkhayal denganmu
dan janji pun terakhir sudah

jika kau menjadi istriku nanti
pahami aku saat menangis
saat kau menjadi istriku nanti
jangan pernah berhenti memilikiku
hingga ujung waktu... "

12 April 2011

Tanteku...

6 Comments

Siang berselimut malam, dan kini tinggal aku sendiri di depan layar laptop dengan mata tinggal satu watt. Kusempatkan menulis sesuatu di dalam Microsoft word, merangkai kata demi kata demi penggambaran sesuatu yang telah mengusik tidurku. Ya, hampir saja aku tertidur lima menit yang lalu.. Tetapi karena penggambaran aneh itu, akhirnya aku terbangun dan kembali mengutak-ngatik keyboard laptopku.

Malam ini seperti biasa, aku sama sekali nggak melihat bintang di langit. Mereka sombong padaku sekarang, sama sekali tidak menengokku yang tengah berbaring rindu diatas ranjang. Kini yang sering bermain denganku adalah hujan. Hampir tiap sore hingga malam mereka membasahi daratan Malang hingga aku tak kuasa menahan dingin. Maklum, aku orang berdarah panas. Lahir saja di Surabaya dan hampir separuh hidup aku lalu-lalu tinggal di kota panas tersebut. Jadi ketika hampir setahun aku tinggal di Malang demi kewajibanku sebagai anak yang budiman, cuaca disini seperti sama sekali gak mau bersahabat denganku. Dan alhamdulillahnya aku masih bisa bertahan.

Rumah bobrok sederhana di tengah sawah ini telah sepi dan kelam. Ceracau pasir dan batu bata yang siap mengiringi dan melindungi kami semua telah bersajak-sajak sejak setengah jam yang lalu. Adik-adik telah lelap dipelukan tante dan omku di kamarnya. Jangkrik-jangkrik mengiringi mengudaranya imajinasiku. Ah, kadang-kadang malam sendiri seperti ini aku rindu suasana ramai di rumah Surabayaku :)

Ini soal tanteku. Ya, soal tanteku. Sebuah penggambaran aneh yang ingin aku tuliskan tadi adalah soal tanteku. Sosok ibu muda yang kuat luar biasa menurutku. Umurnya mungkin boleh dibilang amat muda, tapi pengalamannya sebagai ibu rumah tangga yang patuh pada suami dan menyayangi keluarganya harus dibilang tua (baca:banyak pengalaman). Ingin sekali suatu waktu kelak aku seperti dia..

Tanteku ini jauh lebih muda daripada ibuku. Bayangkan saja, umur ibuku sekitar 40 tahunan. Mungkin umur tanteku 38-an mungkin. Ya tidak usahlah kita bayangkan umurnya, tapi kita bayangkan saja sikap dan tindakan luar biasanya di rumah sederhana ini.

Tanteku memiliki tiga anak, masih kecil-kecil semua. Anak pertama bernama dek Anggun, kelas 2 SD, yang merupakan anak dan cucu perempuan sendiri di keluarga. Adeknya yang tepat dibawahnya namanya dek Ega, kelas TK nol besar. Dan yang lebih kecil lagi, masih bayi dan hampir berumur satu tahun, namanya dek Aga. Adek-adek Anggun ini cowok semua. Jelas, dek Anggun begitu disayang dan setengah dimanja oleh mama, ayah, dan nenek-kakeknya.

Sudah hampir satu bulan ini, ayah mereka (omku) balik dari Jepang untuk liburan bersama keluarga. Iya, omku ini mempunyai tugas dari universitas tempat ia bekerja, untuk melanjutkan studi S3 di Saga-Jepang. Kedatangan omku ini sangat amat meringankan tugas tanteku yang sebelum-belumnya bekerja di rumah ini sendirian. Ya, bukan maksud aku gak mau bantu sih, tapi memang kenyataannya kuliahku bener-bener ketat dan full. Belum lagi kalau ada rapat atau latihan dari UKM yang aku ikutin, bisa-bisa aku pulang malem sampai jam sembilan. Kemudian sabtu dan minggunya aku baru bisa bantu sedikit-sedikit setelah pekerjaan mencuci dan menyeterika bajuku yang setinggi gunung selesai. Maaf ya tante..


Aku pikir dengan kedatangan omku ini, tanteku jadi agak malas untuk menyambut hari esok. Tetapi ternyata, dugaanku salah besar. Ketika ayam jantan pertama kali berkokok dan matahari mulai membuka tirai hangatnya, tanteku lebih dulu telah bangun mendahului mereka. Pernah suatu kali aku menemukan kejadian itu disaat aku ngelilir bangun dan melihat jam tanganku menunjukkan pukul setengah empat pagi. Disaat om, aku dan adek-adekku masih terlelap, tanteku sudah menyiapkan hari itu dengan baik.

Mataku tak henti-hentinya takjub dan berbinar-binar kepadanya melihat dia repot mengurus rumah tangga. Dan lucunya lagi, sifat cueknya omku benar-benar sama sekali nggak mempengaruhi kewajibannya untuk mengurus rumah tangga. Pernah suatu kali aku menemukan lirik cerita ditengah siang, di saat tante lagi sibuknya mengurus makan siang untuk para kuli bangunan yang disewa untuk membangun rumah ini. Anaknya yang paling bungsu nangis, dan si om malah asyik nonton acara DVD. Sontak si ibu langsung berteriak, “Yah, anakmu lho…” , dan kalau si tante tidak berteriak seperti itu, mungkin si anak bakal terus jerit-jerit karena sang ayah lebih mengurus film DVD-nya daripada anaknya hohoho.

Lucu memang.. si ibu repot ini itu, terkadang ayahnya malah suka cuek bebek haha (semoga bekal suami saya kelak tidak seperti itu, AMIN. Ayo dong, bantu mengaminin kawan bloggers).

Cerita tentang tanteku ini sangat menginspirasiku banget. Kelak, suatu saat nanti, aku ingin sekali seperti tante hebatku ini. Meskipun serepot apapun, beliau masih menomor satukan anaknya dan masih memperhatikan ketiga anaknya. Hebatnya lagi, ketika beliau lagi sibuk pol-polan, terkadang tanteku sama sekali nggak mau merepotkanku untuk membantunya. Subahannallah..

Tante, maaf ya.. Laras belum bisa bantu lebih. Tetapi, terima kasih untuk segala ilmu yang engkau berikan kepadaku yang tak pernah aku dapatkan di Surabaya.. Tanpa tante sadari, tante sudah memberikan suatu cercah nilai berharga tentang arti seorang ibu untukku. Ingin rasanya, kelak, menjadi seorang ibu sepertimu, yang mempunyai sifat sabar  dan kekuatan ruaaaarrr biasa di dalam rumah tanggaku nanti. Doakan tante, aku bisa sepertimu.. sosok ibu yang patuh pada suami dan sayang pada keluarga. AMIN.. ;)



Fotoku bersama dek Aga dan mbak Uul diawal-awal hidup di Malang.


7 April 2011

They said...[2]

9 Comments

Dialog ini bermula saat aku curhat dengan bapak saat air mataku meluber dengan derasnya gara-gara patah hati. Di tengah-tengah petuah dan nasihat yang diberi bapak, ada salah satu kumpulan kalimat yg menurutku klise, tapi setelah aku pikir-pikir lagi, ternyata ini memang kenyataannya (haha). Semoga bermanfaat bagi siapapun yg membacanya, terutama buat yg habis patah hati dan belajar membuat hatinya semakin tegar dan kuat:

Perbedaan antara lelaki dan perempuan..
Jika lelaki mempunyai masalah, dia punya beribu cara untuk menyelesaikannya,
Sedangkan kalau wanita yang mempunyai masalah, dia cuma mempunyai satu cara untuk menyelesaikannya, yaitu menangis.
Kenapa? Karena lelaki memikirkan segalanya dengan logika dan pikiran, sedangkan wanita lebih mengutamakan perasaan dalam hal berfikir.


Setujukah kalian? Pertama memang aku mengingkari kalimat ini, tapi begitu melihat kenyataan di sekitar dan pengalaman sendiri, emang pernyataan diatas ada benernya juga :P


*cerita ini diambil dari beberapa note di facebook-ku , pada tanggal 13 September 2010*

They said...

1 Comments

Ada seorang bapak yang punya anak yang suka ngamuk dan marah-marah. Suatu hari dia menasihati anaknya itu, katanya nggak baik marah-marah dan menyakiti hati orang lain. Si anak ngeles, dia bilang kan dia bisa minta maaf sesudahnya. Kemudian si bapak nyuruh anak itu itu memaku pagar rumah mereka dengan sebuah paku setiap kali dia kehilangan kesabarannya dan membentak orang lain. Sesudah dia meminta maaf, dia boleh mencabut paku itu...
Setelah itu, beberapa bulan atau tahun kemudian, si bapak nunjukin pagar mereka ke anaknya. Pagar itu memang bersih dari paku, tapi kalau diperhatikan dari dekat banyak lubang-lubang dan luka bekas paku yang menghiasi pagar itu...

Jadi inti cerita ini adalah.., biarpun kesalahan bisa dihapus dengan kata MAAF, bekasnya nggak semudah itu dilupakan orang. Kamu nggak bisa sebegitu mudahnya saja menghapus rasa sakit hati yang sudah terlanjur membekas...

dibalik puisi

3 Comments

"Ku merangkai kata dalam letihku
Sembari kalut perasaanku..
Kucoba memaksa menggapai jemarimu
Namun ku belum mampu..
Tapi itu belum hakku
Ku harap kau tahu maksudku"

p.s:
Sepotong puisi hangat dari seorang koki cinta saya. Ya meskipun sudah kemarin puisi ini tersajikan diatas meja datar handphone saya, tetapi tetap hangat sampai sekarang. Tersimpan baik di handphone saya dan terhidang lezat ke dalam memori. Simple, tapi romantis menurut saya :) . More more thanks for you :*

Renungan

2 Comments

Lusa kemarin, sewaktu lelah dengan semua pekerjaan saya menjadi seorang mahasiswa, saya tidur-tiduran di dalam kamar sambil berusaha memejamkan mata. Sumpah, rasanya lelaaaah sekali saya waktu itu. Ingin segera tidur, ingin segera pesan tiket ke jurusan "kota mimpi indah", dan esoknya bisa bangun pagi dengan wajah fresh, seger. Jadi nggak bakalan seperti kejadian beberapa belakangan ini: mata berkantung, di kelas nguap-nguap, dan males-malesan ngerjain tugas. Wah, jadi ketahuan deh sifat jelek saya hehehe.

Saya langsung memeluk guling, menaikkan selimut dan memeluknya rapat-rapat, dan memasang action super pewe diatas kasur layaknya model layar biru.. hiyaaaa, hapus-hapus!! Jangan bayangin yang engga-engga ya, huakakakak. Ketika akan memejamkan mata, tiba-tiba diluar kamar, adekku yang dari anaknya tanteku tiba-tiba nangis. Saya sendiri nggak tahu kenapa dia nangis, padahal sebelumnya waktu saya mau ninggalin tidur dan menutup pintu kamar, saya lihat adekku lagi mengerjakan PR-nya. Eh usut punya usut, ternyata si adek ini lagi dimarahin sama mamanya gara-gara ada buku sekolahnya yang ketinggalan di rumah neneknya dan si mamanya lupa enggak bawain. Huaa, malam itu saya yang berniat dari kampus sehabis latihan menari untuk tampil di PTI, sebuah acara kampus yang gede-gedean (untuk melihat gambar, klik DISINI), untuk langsung tidur GATOT alias gagal total!! Uda bolak-balik posisi tidur, uda nutup kuping pakai bantal, tapi apa daya teriakan si adek yang nangis tengah malam mengalahkan ketebalan sang guling. Hadeh =,=
Dan alhasil, saya pun akhirnya ikut mendengarkan sebuah 'pertempuran seru' antara si ibu (tante saya) dengan sang anak yang masih kelas 2 SD. Mengapa saya bilang pertempuran? Lah bagaimana toh, biasanya kan anak SD kalau dimarahin ibunya langsung diem atau paling enggak nangis mberok-mberok. Lha ini adekku yang namanya dek Anggun, malah melempar salah juga ke mamanya. Jadi intinya ya saling salah-salahan. Dan akhirnya dek Anggun berhenti nangis setelah capek nangis beberapa saat kemudian.

Anehnya, ketika dek Anggun sudah berhenti nangis, saya malah tidak bisa langsung tidur seperti rencana semula. Lima menit berlalu, sepuluh menit berlalu, setengah jam berlalu, dan akhirnya hingga jam setengah sepuluh malam saya bisa tidur. Itu enggak seperti yang para pembaca bayangin ya, bagaimana saya bisa langsung tidur.. Ditengah-tengah saya memikirkan bagaimana saya bisa tidur, saya tiba-tiba kepikiran membandingkan masa kecil saya dulu dengan masa saya sekarang. Apa bedanya? Umur pasti jelas bertambah, kedewasaan dan kesenangan jelas sudah berbeda.. Terus apalagi? Ini nih ada sesuatu yang membangkitkan hati nurani saya untuk merenung di malam itu hingga akhirnya saya memposting ini untuk di share bareng-bareng sama para teman-teman bloggers. Disimak ya.. :)

Malam itu entah mengapa tiba-tiba saya jadi suka membandingkan kebiasaan kecil saya dengan kebiasaan saya sekarang. Dulu, ketika saya masih kecil, hobi banget nangis gak jelas.  Ya, mungkin tepatnya bukan nangis gak jelas, tapi nangis karena enggak diturutin maunya dan nangis karena di marahin ibu (masih inget banget ibu suka marah-marah waktu ngajarin aku menulis dan membaca waktu TK. Waktu itu saya dan sekeluarga mengontrak di rumah di jalan jojoran Surabaya, dan kami semua menyebut rumah kontrakan itu dengan sebutan rumah kecil). Tetapi, bagaimana dengan sekarang? Hehehe nggak perlu saya pungkiri, saya masih suka nangis nggak jelas. Tapi beda lagi yang ditangisi.. Kalau dulu hobi banget nangis karena bapak saya nggak pernah nurutin saya buat beli mainan di depan sekolah TK saya, kalau sekarang tepatnya saya nangis yang lebih bergengsi. Ceilah, nangis aja pakai gengsi-gengsi segala *ketawa ngakak guling-guling wuakakak.

Pada tahulah mungkin kawan bloggers, apa yang sering saya tangisi di umur saya sekarang, 18 tahun. Enggak ada lagi kalau bukan nangisin cowok! Hahaha lucu ya, kok malah nangisin orang? Yaya, saya akui saya pernah nangis seru sampai gak doyan makan gara-gara waktu itu putus dengan mantan saya. Haha kalau diingat-ingat lagi, bego ya saya waktu itu.. nangis kok nangisin orang yang sudah bikin air mata berlian saya jatuh. Duh duh.. #parah.

Malam itu juga, semua tiba-tiba flashback lagi. Cerita waktu saya TK dan cerita ketika saya mengenal mantan saya hingga pada akhirnya..... putus. Di dalam kamar yang sepi dan suram itu, saya senyum-senyum sendiri enggak jelas :p

Disaat seperti itu, saya tiba-tiba ingat bapak saya yang nun jauh sana di Surabaya. Ah bapak, saya kangen bangeeeet. Kangen pelukanmu, kangen dakwahmu, kangen senyuman hangatmu, kangen nasehatmu, kangen jahilanmu, kangen diajarin matematika sama beliau, kangen lodeh buatanmu. Pokoknya kangen banget huhu. Jadi inget, sewaktu saya nangis, bapak selalu ada buatku. Dan bapak selalu menyediakan stok kasih sayang yang tiada batas untukku ketika saya butuh. Pelukan dan belaiannya selalu mengalir tiada henti untuk menghiburku ketika saya menangis. Huu jadi rindu Surabayaku :')

2 April 2011

Surat Rahasiaku

9 Comments

Untuk orang yang sangat aku hormati,
Sepulang dari perjalanan yang panjang, menunggu waktu sisa adzan maghrib berkumandang, aku turun dari bis kota Malang dengan beban bawaan di punggung. Aku menyusuri terminal Bungurasih dengan lunglai. Memainkan gelombang air dari bercak-bercak ciptaan hujan di setiap lorong jalan. Ah untung aku selalu membawa payung kuningku kemana-mana, jadi aku tak kehujanan kali ini.
Kuhampiri sosok lama yang amat aku rindu di jembatan Bungurasih. Telah basah kuyup jas kelelawarnya dan dia tetap setia menunggu kedatanganku walau kini aku datang tidak tepat waktu dan bukan di tempat yang telah direncanakan bersama. Kuhampiri dirinya, orang yang sangat aku hormati. Dia marah-marah padaku, ditengah gemuruh petir menyambar-nyambar dan hujan guyur mencercah. Tapi tak lama setelah itu, dia mengajakku pulang dengan sepeda. Ayah, maaf ya telah membuatmu khawatir dan menunggu lama :)

Sesampai di gubuk kehangatan, kuturunkan kaki pertamaku di gubuk bobrok yang telah lama tak aku jumpai. Pelatarannya masih sama, cuma kini lebih tertata dan lebih rapi. Buru-buru aku masuk kedalamnya. Tetap hangat dan tetap kurindukan. Tetap sama, meskipun ada beberapa foto baru yang dipajang dan foto lama yang telah digantikan. Masih tetap ada foto nenek kesayanganku dengan senyum cantiknya yang mengembang di ruang tamu. Nenek yang telah damai dan tenang di surga..

Kudatangi dirimu, orang yang sangat aku hormati. Dirimu ada di kamar tidur seperti biasanya. Tak ada kata kerinduan ingin dipeluk yang terucap darimu, dan seperti biasa, yang engkau pikirkan hanya pekerjaanmu. Ingin sekali aku mengeluarkan semua isi letusan protesku, tapi ya itulah dirimu, orang yang sangat aku hormati. Aku tak bisa berbuat apa-apa selain mendukung dan membantumu. Karena jikalau aku tak mendukungmu, kamu bisa marah seperti monster yang bisa-bisa menewaskan gubuk bobrokku ini yang selalu kurindukan. Apalagi.. ayahku. Jangan sekalipun kau lakukan itu!

Sekali-kali ingin rasanya, engkau orang yang sangat aku hormati, mendengarkan suara hatiku. Ingin sekali, ketika aku pulang dengan air mata yang telah terjun di pelupuk mata dengan setumpuk rindu yang memuncak, engkau mendatangiku, memelukku, dan menanyai kabarku, bagaimana ceritaku di Malang, bagaimana kuliahku atau mungkin bagaimana makanku disana. Bukan sebagaimananya, ketika aku pulang, engkau masih memikirkan pekerjaanmu. Please, kali ini saja, pikirkanlah aku, bukan pekerjaanmu. Tinggalkanlah pekerjaanmu, bukan tinggalkanlah aku. Kadang ingin rasanya ku patahkan angan rinduku bersama mimpi suatu waktu lalu tentang sebuah harapan the best family, ketika kulihat dirimu bertengkar dengan hebatnya soal pekerjaanmu. 

Di dalam surat rahasiaku ini, orang yang sangat aku hormati, aku tuliskan semuanya disini.. Dan maaf, aku tak bisa seperti robot yang bisa sepuasnya menuruti apa arti mau di dalam benakmu. Aku ingin perhatianmu dan aku ingin di dalam sisa-sisa waktu sia kosongku, engkau lebih perhatiin aku.

Sekian, dengan cinta dan rindu dari pulutan asa mimpi, dari orang yang selama ini menyayangimu..
Untukmu.. orang yang sangat saya hormati