Pages

28 Maret 2014

Panggilan Interview

2 Comments

Interview?
Siapa yang pernah nyangka seorang Laras yang minim pengalaman dan cerpennya berkali-kali ditolak akhirnya dipanggil untuk interview oleh salah satu website entertainment yang terkenal, Kapanlagi.com. Gak nyangka? Gak percaya? Iya banget!

Ceritanya berawal dari salah satu temanku yang ngasih gambar lowongan kerja kapanlagi.com lewat Whatsapp. Waktu itu aku gak langsung respect karena melihat deadline pengirimannya terakhir tanggal 30 Maret. Hahaha ketahuan deh belangnya kalau suka nunda-nunda pekerjaan :p

Yang namanya kesempatan gak pernah datang dua kali. Berhubung Laras ini orangnya pelupa, gambar lowongan pekerjaan itu aku pindah ke lain folder, mengakali kalau-kalau kelupaan hapus cache Whatsapp. Barangkali di lain waktu ada waktu senggang dan bisa ikutan. Beneran, tepat di tanggal kesekian (lupa), tiba-tiba aku ingat lowongan pekerjaan itu. Pulang PKL (Praktek Kerja Lapangan, syarat kelulusan kuliah) aku menulis artikel yang judulnya sudah terbayang-bayang di otakku. Selain mengirim surat lamaran dan CV, pelamar diwajibkan mengirim contoh tulisan. Aku bingung dengan maksud 'contoh tulisan' itu. Akhirnya aku memberanikan diri bertanya. Setelah tanya detail ke orang yang memposting gambar lowongan tersebut di Twitter, di tempat PKL langsung googling sana-sini. Di rumah tinggal menyusun kalimat-kalimatnya. Dan taraa! Dua halaman artikel sudah jadi! Beruntung sekali aku masih suka belajar menulis, baik itu cerpen, puisi ataupun PENDAHULUAN laporan/skripsi #eh. Jadi gak kaku lagi untuk membuatnya :)

Artikel sudah siap. Surat lamaran, CV, dan lampiran-lampiran lainnya juga sudah siap. Gak sampai lama berpikir, aku langsung mengirimkan file ekstrak-an ke alamat email yang tertulis di gambar. Jujur aku gak terlalu berharap dipanggil untuk interview. Jadi setelah mengirimnya, gak ada perasaan takut dan sejenisnya yang biasanya datang waktu persentasi kuliah. 

Pucuk dicinta ulampun tiba. Kalau namanya rejeki, beneran gak kemana-mana. Di suatu pagi di ruangan kantor PKL, jam setengah sembilan aku baru datang. Di ruangan sudah ada temanku yang sudah datang dari tadi. Aku dengan mata masih mengantuk, langsung menaruh kepala di meja setelah tas dan hape aku taruh seenaknya. Dan begitu jam di ruangan menunjukkan pukul sepuluh, dering lagu SNSD-Beep Beep Beep berputar dengan kerasnya. Sontak aku melihat nama yang muncul di layar hape. Cuma muncul nomor. Berarti orang asing. Dengan hati-hati aku mengangkatnya. "Halo assalamualaikum..."

Lima detik kemudian aku berasa di lempar Allah ke surga. Si mbak-mbak yang nelepon bilang, "Halo dengan mbak Laras? Ini kami dari kapanlagi.com....." Pikiran, hati, mulut langsung gak sinkron. Yang teringat waktu itu otak menyuruhku untuk mencatat alamat kantor Kapanlagi.com yang berada di Malang. Temanku yang dari tadi melihatku langsung tertawa begitu telepon selesai. Aku langsung muter-muter ruangan kayak orang gila. "Aku harus gimana, Cel??" tanyaku kepada temanku, Excel.

Kembali ke dunia nyata habis dari surga itu susah lho, men. Butuh waktu kira-kira tiga jam-an aku bisa mengontrol diriku untuk gak panik. Aku berusaha mengingat-ingat apa yang dibilang mbak penelepon tadi. Dan kesimpulannya: besok interview.

pict by Google

Sayangnya waktu interview di tempat bersejarah bagi hidupku, aku gak sempat narsis-selfie ataupun foto tempatnya. Kasihan hapeku bisa berkarat gara-gara tanganku terus berkeringat, hehehe.

Mungkin karena waktu belum pas, aku tidak diterima oleh redaksi. Sedih? Iya sih sedikit, mengingat jabatan editor adalah cita-citaku. Tetapi ternyata redaksi sedang membutuhkan karyawan baru cepat, sedangkan aku masih sibuk riwa-riwi Surabaya-Malang untuk mandat penting dari kampus: PKL dan skripsi.

Pengalaman berkesan? Iya ada, dan ini bakal aku ingat sepanjang masa. Ternyata yang memilih aku, yang memilih artikelku, adalah yang mewawancaraiku langsung. Iya, bukan orang lain yang milih, tapi beliau! Kebanggaan luar biasa bukan? Aku jadi semakin percaya diri untuk melamar ke redaksi sana-sini dengan kemampuan menulisku ini, meskipun aku bukan lulusan S1 Sastra Bahasa Indonesia :D

Yaaa wish me luck deh! Semoga Allah ngasih jalan untuk aku kesana. Kalaupun ada sahabat-sahabat blogger yang tahu ada info lowongan pekerjaan dari redaksi buku, majalah, koran, atau website beken seperti Kapanlagi.com, kasih tahu aku ya! Membantu sesama itu di sayang Tuhan lho, hahaha.

11 Maret 2014

Lagi bener

4 Comments

Menjadi muda adalah hal yang membanggakan.
Kau tahu? Dengan bangganya waktu itu memperebutkan sebatang permen dari seorang teman, dan mengakuinya kalau hal tersebut adalah hebat..
Banyak air mata terurai ketika sebuah pesan yang kamu ketik penuh hati sampai jempol bengkak untuk seseorang yang kamu sukai dan dilayangkan pada radio favoritmu, tidak dibaca oleh penyiarnya
Emosi memecah ketika kamu dilarang mama keluar malam, sambil banting pintu kamar
Nadi mendidih saat membaca status friendster teman sedang mengolok-ngolokmu, dan dengan entengnya tinggal membalas olokan lewat status juga
Boleh tertawa sekarang ketika mengingatnya? :)
Menjadi muda merupakan fase yang paling utama dalam hidup. Melakukan hal bodoh untuk sesuatu yang tak berguna. Bertindak dosa demi memuaskan gengsi selangit di hadapan orang lain. Sok pintar cerita sini-situ, agar orang lain menganggapmu amazing.

Semuanya... terlewati oleh waktu dan hilang dalam pembelajaran
Mengutuk kita agar tidak melakukan hal yang sama, agar melakukan hal yang lebih bijaksana
Masa muda bukanlah suatu hal yang memalukan. Semuanya pasti melewati masa-masa labil identitas. Jika habis, selesai sudah. Buat apa disesali? :)