Pages

22 Desember 2017

Arti Hari Ibu Untuk Anak Broken Home

0 Comments

22 Desember 2017. 

Aktifitas pertama yang saya lakukan setelah bangun tidur adalah membuka semua sosmed. Bergiliran. Harapannya pedagang online seperti saya adalah menemukan notifikasi calon customer yang kecantol dengan postingan yang saya buat. Nyatanya saya malah tertegun melihat beranda sosmed hari ini. Semua orang upload foto dirinya dengan ibunya. Dengan caption manis dan tambahan "I Love You, Ibu". SEMUANYA. Entah itu di Instagram, Facebook, bahkan jejaring chat pribadi seperti Whatsapp.

Rasanya ada luka lama yang mengalir dan memenuhi kedua kelopak mata saya. Sedih.

Keluarga saya memang tidak sempurna dan tidak lengkap. Orang tua saya bercerai sewaktu saya kuliah. Berkali-kali saya katakan pada pikiran dan hati, ini takdir. Apapun alasannya, ini takdir. Semua hal yang ditahan terlalu lama memang tidak baik, kan? Ya, ini benar. Positif dan negatif dari keputusan yang diambil harus diterima oleh kami. Meskipun sampai bertahun-tahun luka dari pelajaran berharga ini masih membekas.

Saya dan adik lebih dekat dengan bapak. Bapak bagaikan ayah dan ibu bagi kami --walaupun ada ibu 'asli' di keluarga kami. Bapak memberikan segalanya untuk kami, mengalahkan apa yang dilakukan ibu. Dan semenjak perceraian itu terjadi, kami berdua semakin dekat dengan bapak.

Saya dan adik tidak dekat dengan ibu. Bahkan sampai umur saya 25 tahun, saya tidak pernah sepaham dengan keinginan ibu. Kejadian itu memang sudah lampau, tetapi ingatan menyakitkan itu masih membekas diingatan saya. Bukan, bukan dendam. Berkali-kali saya memberitahu otak dan mendoktrin hati untuk memaafkan apa yang telah terjadi. Memang sudah dimaafkan, bahkan lupa. Namun suatu waktu kejadian itu muncul lagi dalam kisah baru, membuat saya selalu mengingatnya lagi.

Malam ini pikiran saya kembali berkecamuk. Inginnya ikut netizen yang juga upload foto dengan ibunya di Hari Ibu ini. Tapi, sisi hati saya yang lain tidak setuju jika saya melakukan pencitraan. Akhirnya saya cuma bisa nulis apa yang menjadi gelo disini :')


***
Maafkan saya, bu, yang tidak bisa seperti anak lain yang romantis pada ibunya hari ini. Hanya doa yang bisa saya panjatkan hari ini. Berbahagialah dengan keputusanmu.

0 komentar:

Posting Komentar