Hampir 2 bulan berganti status menjadi istri orang. Bagaimana rasanya?
Dulu memang goals banget bisa segera melangsungkan pernikahan dikarenakan usia pacaran kami yang sudah sangat lama. Hmm 6 tahun lebih beberapa bulan. Itu bukan waktu yang sebentar. 4 tahun masih bisa bareng-bareng karena kuliah bersama di kota dan perguruan tinggi yang sama. Kemudian sisanya banyak LDR nya. Mamas kerja di Berau, Kalimantan Timur. Sedangkan aku 2 tahun kerja di Batam dan sisanya kembali ke rumah (Surabaya). Berbekal pengalaman 2 tahun LDR yang enggak enak itu, ya akhirnya di akhir tahun 2016 itu kami memutuskan ingin segera menikah. Baru bisa realisasinya September 2017 kemarin. Hampir 1 tahun ya? Iyalah, dramanya banyak banget yang harus buat kami sabar-sabar-sabar lagi-dan terus harus ikhlas karena ada beberapa rencana tidak bisa berjalan sesuai rencana. Mungkin itu, kali ya, yang disebut ujiannya orang mau nikah.
Harapannya setelah nikah itu kangennya gak kebangetan waktu LDR, eh tapi kok malah lebay banget. Keputusan kami untuk masih tetap LDR ini sebenarnya cobaan yang sungguh luar biasanya. Aku disuruh menetap dulu di Surabaya, sedangkan mamas tetap kerja di Berau. Aku tenang-tenang aja karena (pikirku) mamas akan on time pulang 2 bulan sekali, seperti sebelum-sebelumnya. Tapi baru juga ditinggal merantau, menunggu 2 bulan lagi itu seperti menunggu 200 tahun. Lebay banget kan? Ini aku juga enggak tahu kenapa aku bisa lebay banget mikirnya seperti ini. Padahaaaal dulu zaman pacaran itu ya santai aja. Enggak bisa ketemu, ya udah, yang penting bisa komunikasi. Whatsapp gak dibalas, ya udah, berarti orangnya ketiduran kecapaian kerja. Sekarang? Whatsapp cuma centang biru doang sampe paginya dan gak ada balasan bisa ngambek gak ketulungan. Mamas bolak-balik telepon tapi aku gak mau angkat. Sumpaaaah kayak anak kecil banget! Kadang tiba-tiba nangis sendiri gitu. Dan parahnya yang biasanya setelah nikah tidurnya cepat, habis ditinggal suami merantau malah makin malam tidurnya. Insomnia. Apa sih yang aku pikirin?!
Masih belum bisa paham kenapa mood bisa naik turun kayak gini. Ujung-ujungnya pelariannya adalah njajan dan harus keturutan. Kalau gak keturutan, wah moodku langsung jelek lagi. Aku juga gak tahu kenapa mood swing ku bisa seperti ini. Mamas disana biasa saja, padahal pressure kerja disana tinggi. Aku apa coba pressure nya? Nombok kangen tok? Duh kok cemen sih. Masa iya kalau orang udah nikah itu kangennya harus segera keturutan? Kan enggak toh? Iya toh? Terus kenapa aku cemen sekaliiii :(
Surabaya, lagi di kamar atas dengan mata masih bengep karena pagi tadi nangis gak jelas,
Udah November aja ya, udah hampir 2 bulan lho ini :((
3 komentar:
Asyikkkkk
Yang sudah jadi istri dan memulai petualangan baru
Sabar ya kaaakkk
Asyik,, belum tahu rasanya karena belum menikah, hehe
Mungkin kakak hamil? Makanya kena modd swing ga jelas? ._.
Aku belum nikah, jadi gak bisa ngerasain /menatap langit/.
Huahaha xD apaan siih.
Posting Komentar