Pernah tidak disuatu titik kamu suka termenung, memperhatikan orang lain, lalu membandingkan diri sendiri dengan orang lain? Saya sering banget. Kegiatan ini mulai menjadi hobi ketika memasuki usia 22 tahun keatas, dimana perbandingan ini menjadi bahan koreksi.
Lihat saudara yang suka teriak-teriak marahin anaknya.. Saya jadi aware untuk tidak akan melakukan hal tersebut jika nanti punya anak karena akan membuat psikologi anak menjadi down. Lihat orang lain makan nasi bungkus dipinggir jalan dengan tangan kotor dan kondisi sangat menyedihkan.. Saya jadi sangat bersyukur masih bisa makan dengan nikmat di rumah dan bersama keluarga. Lihat teman bisa beli rumah sendiri.. Saya jadi berlipat-lipat semangat mengejar kekurangan nabung yang dulu sempat berhenti.
Terkadang untuk mengintrospeksi diri sendiri harus melihat dan menjadi orang lain dulu. Dengan begitu jadi tahu apa yang dipikirkan dan dirasakan orang tersebut. Lalu muncul motivasi positif dan energi syukur yang mengalir.
"Iya, mungkin orang itu belum tahu bahwa berkendara seperti itu berbahaya.." atau "Iya, mungkin orang itu tidak sadar bahwa galau di sosmed malah menunjukkan kekurangannya."
Dengan pikiran-pikiran positif seperti itu, mengurangi banget mengeluh atau berkomentar yang tidak baik. Bagusnya, saya selalu jadi punya pikiran positif dan tidak mengkhawatirkan sesuatu yang berlebihan.
#sharingiscaring
0 komentar:
Posting Komentar