Pages

1 Agustus 2013

Belajar lagi yuk!

4 Comments

Tiap orang pasti ingin hidupnya baik-baik saja. Mulus kayak jalan tol. Pengennya masalah cuma mampir dan berlalu secepatnya. Namun apakah hidup akan baik-baik saja tanpa masalah? Malah menurut saya, tanpa sebuah masalah manusia nggak akan berkembang menjadi dewasa. Hidup seperti itu hanya ada saat manusia sudah meninggal. Meninggal pun nantinya akan ditagih semua tanggung jawabnya.
Sepantasnya-lah kita rendah diri sama takdir yang diberikan Allah. Jangan takabur sama kenikmatan sesaat yang Allah kasih. Jangan sampai kita ingat Dia saat kita diberi cobaan saja. Seperti postingan saya sebelumnya yang menjelaskan tentang perbaikan diri secara berkala dan melakukan yang terbaik dari bang Darwis Tere Liye. Tinggal copy-paste doang sih gampang ya, tapi bagaimana menerapkannya? Susah. Apalagi sebagai manusia yang mempunyai mata jelalatan yang gatel kalau lihat sesuatu yang gak bener dikit aja; mulut yang suka komentar ini-itu tentang suatu hal yang gak semestinya bukan haknya untuk mengomentari. Ini nih, pelajaran hidup yang mahal harganya. Di sekolah tidak pernah diajarkan. Makanya saya bersyukur sekali hidup diantara lingkungan orang-orang yang selalu mengingatkan hal-hal baik. Alhamdulillah... Allah memberitahu saya lewat jalan yang tidak pernah terpikirkan sedikitpun. Surprise dan agak sedikit shock kalau boleh jujur, mengingat sentilanNya sedikit mengguncang jiwani. Alhamdulillah-nya lagi, Allah melipur dan mengobatinya dengan jawaban-jawaban super dari sahabat, keluarga, orang-orang lewat, postingan bang Darwis, tweet-tweet islami yang saya follow, kejadian yang lewat di depan mata, dan jawaban maha dahsyat lainnya yang belum pernah terpikirkan. Subhanaallah...
Memang sebuah lingkungan itu mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Jika kita berkumpul di lingkungan baik, maka sifat dan moral yang baik yang akan di dapat. Namun sebaliknya. Jika kita berkumpul dengan orang yang tidak baik, ya akibat yang tidak baik yang di dapat. Saya jadi ingat sebuah pepatah yang berhubungan dengan itu, "Apa yang kamu tuai sekarang adalah apa yang kamu tanam kemarin".
Pilihannya kembali kepada masing-masing individu. Ingin lebih baik daripada sebelumnya atau tetap jadi orang yang sama? Saya menyadari hidayah masing-masing orang itu datangnya berbeda-beda. Kalau belum diketuk pintu hatinya sama Allah, ya tidak mungkin dia berubah. Kalau belum mau membuka mata, ya mana mau dia berubah. Benar kan? Tiap orang pasti melewati fase-fase tertentu. Semakin baik apa enggak. Semakin pintar apa enggak. Kayak naik tangga modelnya. Orang yang mempunyai ilmu perlahan-lahan akan naik satu demi satu anak tangga hingga sampai di posisi teratas.


pict by google


Menaiki anak tangga satu persatu itu tidak mudah, tergantung ujian-ilmu-diri seseorang tersebut. Kalau tidak lolos ya tetap di anak tangga itu.
Saran saya untuk sesama pejuang hidup yang ingin hidupnya lebih baik... meskipun cobaan dariNya berat banget kayak beton, tetaplah ingat sama Dia. Dia pasti akan membantu dan takkan pernah meninggalkanmu. Dan yang terakhir, jangan lupa senyum. Jangan beritahukan pada semua orang kalau kamu sedang sedih karena itu sama saja menunjukkan kelemahanmu. Katakanlah pada mereka kalau kamu kuat dan tangguh! Seperti kata Charlie Chaplin, "I have many problem in my life. But my lips dont know that. They always smile."

Mari memperbaiki diri mumpung masih di bulan yang penuh ampunan :) Happy fasting all~

4 komentar:

Aul Howler's Blog 4 Agustus 2013 pukul 01.36

Happy fasting juga kak!

Semoga di bulan suci ini kita bs memperbaiki diri dan memanfaatkan waktu buat memperbanyak amal sebiak-baiknya ya :')

Stefani Krista 6 Agustus 2013 pukul 23.09

Yup, setuju :) Tuhan pasti selalu bersama kita kok dalam segala suka, maupun duka :) Selamat menyambut lebaran ^^

TS Frima 7 Agustus 2013 pukul 03.39

Yuk belajar ^^

Mohon maaf lahir bathin :)
Selamat lebaran bagi yang merayakan, selamat liburan bagi yang tidak :D

Aul Howler's Blog 10 Agustus 2013 pukul 17.44

Mohonn maaf lahir batin kak :)

Posting Komentar