Nama filmnya adalah Yamada Taro Monogatari. Dilihat dari namanya saja, pasti sahabat sudah tahu kan kalau film ini dari negeri Sakura. Pertama kali dikenalin film ini sama teman, respon saya waktu itu tidak tanggap seperti layaknya mendapat film Habibie Ainun. Karena pemikiran saya, film Jepang setahu saya itu rada' gak nyambung ceritanya. Dan dibandingin dengan film Korea, jelas Jepang kalah jauh kan... Mending lihat Running Man atau Full House, batin saya waktu itu.
Namun karena teman saya bersungguh-sungguh mengatakan, "Bagus, Ras, filmnya! Lihat-en deh," saya akhirnya jadi penasaran juga. Berbekal sisa flashdisk saya dan teman (you know, size satu flashdisk gak cukup boookkk!), di ruang kos yang sepi saya buka foldernya. Rasa malas saya bertambah satu gram (lho?) begitu melihat banyak file .avi berderet-deret di dalamnya. Ada sepuluh series sob! Langsung deh, saya shut down laptop dan lebih memilih tidur, hihihi :D
Hingga dua hari berlalu, saya membiarkan folder film itu di laptop. Hingga suatu saat, karena tidak ada pekerjaan apapun yang dikerjakan, tangan saya gatal membuka folder tersebut. Right, saya lihat film tersebut. Butuh waktu tiga hari (dengan mood bagus) saya meng-khatam-kan semua series yang ada di dalamnya xD
Empat jempol (beserta jempol kaki) saya kasih buat orang yang membuat ide cerita film itu! Sumpah! Saya nangis membiru... apalagi episode terakhirnya itu lho... ya ampun.
Dia harus bekerja part time diantara waktu luang sekolahnya. Ayahnya suka berkelana karena pekerjaannya sebagai pelukis, ibunya tidak bisa melakukan apa-apa. Dengan keikhlasan hatinya, dia rela melakukan apapun demi sebuah senyum di keluarganya. Di salah satu episode, sahabat baiknya, Mimura-kun, membantu mencarinya pekerjaan agar bisa mengumpulkan uang untuk biaya salah satu adiknya. Nah ternyata Mimura memperkerjakan dia sebagai pelayan di rumahnya. Siapa sangka pelayan di rumah Mimura tidak ada yang laki-laki, jadi soo... pasti Taro-kun harus menyamar sebagai perempuan.
Saya ketawa ngakak saat Yamada di dandan perempuan seperti ini. Ya ampun, mau-maunya dia, pikir saya. Namun semua usahanya itu tidak sia-sia karena dia berhasil menarik hati kakek Mimura dan mendapatkan uang untuk kebutuhan keluarganya. Yeeeyy :D
Disini, setiap episode digarap lucu dan unik. Siapa sangka, alurnya itu nggak membosankan dan nggak ketebak sama sekali. Banyak pelajaran hidup yang coba disuguhkan disini secara nggak langsung. Membuat siapapun, termasuk saya, setelah melihat film ini jadi interopeksi diri untuk lebih bersyukur #curhat :')
Oh iya, catatan tersendiri nih buat saya. Semenjak meng-khatam-kan film ini, saya jadi setuju dengan siswi Ichinomiya High School yang mengatakan bahwa Yamada Taro-kun pangeran. Coba deh lihat kalau pas dia lagi senyum, errrr manisnya :3
Pada setuju kan dengan saya? Hihi. Sudah deh, sekian dulu catatan review dari saya. Semoga memberi manfaat bagi kalian semua yaa sobat! ^-^